Layang-layang Inovatif LightSail Sukses Meluncur ke Luar Angkasa

24 Juli 2019 16:00

GenPI.co— Layar surya mirip layang-layang berhasil meluncur ke luar angkasa dan akan mengelilingi bumi selama 30 hari ke depan.

LightSail dibuat oleh LSM Planetary Society telah mencapai orbitnya pada Rabu (24/7/2019), pada pukul 01.52 WIB.

Baca juga:

Virgin Galactic Wujudkan Mimpimu Wisata ke Luar Angkasa

Unggah Foto dari Luar Angkasa, NASA Kagumi Indonesia

Uniknya, wahana luar angkasa “layang-layang inovatif” tanpa awak ini bergerak di luar angkasa tanpa menggunakan bahan bakar yang dibawa dari bumi, melainkan mengandalkan sinar matahari.

Penggagas layangan luar angkasa dalam proyek antariksa ini, hendak menunjukkan bahwa perjalanan luar angkasa bisa dilakukan tanpa bahan bakar.

Setiap satelit termasuk Palapa dari Indonesia membawa bahan bakar selama berada di luar angkasa. Bahan bakar ini diperlukan untuk melakukan gerakan yang diperlukan untuk mengubah posisi orbit, dan untuk menghindari tabrakan dengan sampah luar angkasa, seperti sisa-sisa satelit lama yang telah tidak berfungsi. Lightsail tidak membawa bahan bakar seperti itu.

LightSail bisa bergerak ke sana kemari di luar angkasa dengan hanya memanfaatkan sinar matahari. Di masa depan, kemampuan ini akan penting untuk memberi daya dorong pada pesawat luar angkasa. 

Tanpa tergantung pada bahan bakar yang dibawa dari bumi, maka sebuah pesawat luar angkasa akan mampu bepergian ke mana saja tanpa khawatir akan kehabisan bahan bakar.

Sinar matahari yang berlimpah di angkasa luar mengandung foton yang saat menerpa layar LightSail, akan memicu reaksi medan magnet yang memberi tekanan pada layar layang-layang ini. 

Tekanan tersebut menghasilkan daya dorong yang mampu membuat Lightsail melaju di luar angkasa. Seiring waktu, akumulasi dari proses yang sama akan membuat LightSail melaju semakin kencang. 

Arah bergerak LightSail akan diatur oleh layar yang membentang di sekelilingnya. Membuat LightSail akan sepenuhnya seperti layang-layang yang bergerak-gerak mengandalkan layar. Bedanya, layang-layang mengarungi arus udara, sementara LightSail mengarungi arus foton dari sinar matahari.

Traveler yang suka main layang-layang, mungkin sekarang bisa mempunyai target yang lebih tinggi dengan meluncurkan layang-layang sendiri ke orbit bumi. 

LightSail beserta layarnya yang terbuat dari bahan poliester hanya berukuran 32 meter persegi, kurang lebih seluas ring tinju, dan satelitnya sendiri berukuran sama dengan satu bungkus roti tawar yang dijual di minimarket, hanya saja panjangnya dua kali lipat. 

Satelit mini LightSail ini berseluncur di limpahan sinar matahari pada ketinggian 720 kilometer di atas permukaan laut. Tertarik?


Tonton juga video ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Robby Sunata

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co