Produksi Tempe Lesu, Perajin di Depok Merugi Hingga 50 Persen

24 Februari 2022 23:35

GenPI.co - Kenaikan harga kedelai impor memukul produksi tempe di sejumlah daerah. Seperti yang terlihat di Pasar Musi, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (24/2).

Menurut pantauan GenPI.co, stok tempe di pasar ini masih terbatas. Pasalnya,

Salah satu perajin tempe di Pasar Musi, Kota Depok, Nur Baeni, mengatakan bahwa dirinya harus kembali berjualan untuk mendapatkan pemasukan harian.

BACA JUGA:  Pengusaha Warung Nasi Ngaku Begini soal Harga Tempe Normal, Tegas

“Saya hanya pedagang kecil, jadi mau tak mau kembali berdagang. Beda ceritanya kalau saya pedagang besar,” ujarnya kepada GenPI.co, Kamis (24/2).

Menurut Nur, tempe yang dijualnya merupakan hasil buatan sendiri. Nur mengatakan bahwa beberapa pedagang di Pasar Musi tidak membuat tempe sendiri.

BACA JUGA:  Perajin Tempe Bongkar Alasan Kedelai Impor Lebih Menguntungkan

“Beda-beda tiap pedagang. Ada yang buat sendiri, seperti saya, tetapi ada juga yang hanya menjual barang dari perajin,” tuturnya.

Sebagai pedagang sekaligus perajin tempe, kenaikan harga kedelai impor diakui Nur sangat berdampak pada hasil penjualan harian.

Meskipun sudah menaikkan harga tempe sekitar Rp 1000 per ukuran yang dijual, Nur mengaku masih mengalami kerugian.

“Berkurang hampir 50 persen dalam dua minggu ini, walaupun pembeli tak berkurang. Pemasukan saya terpotong untuk membeli kedelai,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Nur meminta agar pemerintah bisa mengendalikan harga kedelai impor di pasaran.

“Kasihan para pedagang tempe, apalagi yang skalanya kecil. Pembeli tempe juga kebanyakan rakyat kecil, mereka kesusahan mau makan murah,” paparnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co