GenPI.co - Ada yang baru di Dieng Culture Festival 2019 yang digelar di Desa Wisata Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah ,2-4 Agustus 2019. Salah satu rangkaian acara pada gelaran itu menyoroti potensi kopi di kawasan itu lewat Java Coffee Festival.
Ketua Panitia Dieng Culture Festival 2019 Alif Fauzi mengatakan Festival kopi di DFD adalah inovasi yang mereka lakukan untuk memberikan penyegaran pada gelaran itu.
“Inovasi itu untuk memberi kesan berbeda. Untuk kopi, kami datangkan dari Dieng dan daerah lain di Jawa. Secara umum, festival ini terbuka bagi umum,” papar Ketua Panitia Dieng Culture Festival 2019 Alif Fauzi.
Baca juga:
Ikut Kemeriahan DCF 2019? Melipir ke Kompleks Candi Dieng Yuk!
Anak Berambut Gimbal di Dieng, Begini Legendanya
Waspada Suhu 0 Derajat Saat Dieng Culture Festival, Ini Tipsnya
Java Coffee Festival menjadikan CFD 2019 sebagai tempat berkumpulnya para penikmat kopi. Beragam varian kopi yang disajikan dijamin memanjakan lidah.
Salah satu yang disajikan dalam festival itu adalah Kopi Arabika Kaalibening. Kopi khas Banjarnegara itu memiliki karakter unik, mulai dari fragrance, flavor, body, acidity, hingga aftertaste.
Kopi Kalibening bahkan dianggap setara dengan brand besar seperti Toraja, Samboga Bandung, Prigen Pasuruan, Kledung Temanggung, Flores Bajawa Ngada, juga Bumiaji Batu.
Selain Banjarnegara, Dieng Culture Festival juga ditopang oleh kopi-kopi unggulan asal Wonosobo. Ada 6 jenis kopi asal Wonosobo yang disajikan . Sebut saja Kopi Arabika Slukatan, Mlandi, Tambi, Bowongso, Sontonayan, dan Butuh.
Potensi kopi di Banjarnegara dan Wonosobo juga diakui oleh Tim Pelaksana CoE Kemenpar Esthy Reko Astuty. Menurutnya, kondisi kedua kawasan itu mendukung tumbuhnya tanaman kopi yang menghasilkan biji berkualitas.
“Ketinggian dan suhu tempat tumbuhnya sangat ideal. Tanah di sana juga subur. Kehadiran kopi lokal di sana sebagai konten baru menambah experience bagi wisatawan,” jelas Esthy.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News