GenPI.co - Ahli virus Indro Cahyono menilai varian Deltacron sebagai kegagalan ilmuwan dalam menganalisa sequence virus dari hasil sampel tes swab hidung.
Indro mengatakan bahwa hasil tes swab hidung yang menunjukkan seseorang terinfeksi dua varian virus Covid-19 adalah hal yang wajar.
Pasalnya, di lingkungan pun juga beredar virus Covid-19 dengan berbagai varian.
“Dokter bisa menemukan hasil tes yang menunjukkan Omicron yang hanya menempel di hidung dan Delta yang tengah menginfeksi individu,” ujarnya dalam diskusi “Memahami Varian Deltracron dan Solusi Pencegahannya”, Rabu (16/8).
Jika varian Omicron dan Delta yang berada dalam satu sampel tes swab dimasukan ke mesin next genome sequence (NGS), hal tersebut bisa menunjukkan keduanya seolah-olah bergabung.
“Walaupun sebenarnya dalam sampel tes swab itu, ada dua varian Covid-19 yang berbeda, yaitu Omicron dan Delta,” ungkapnya.
Menurut Indro, hal tersebut sangat mungkin terjadi. Pasalnya, primer sequence protein yang digunakan dalam sampel swab tersebut sama.
Indro mengatakan bahwa mesin next genome hanya bisa digunakan jika sampel sudah dipurifikasi atau dimurnikan.
Setelah sampel dimurnikan dan dipisahkan antarvarian, dokter baru bisa menentukan apakah itu varian baru atau lama.
“Dalam proses pembacaan varian itu kerap kali sampel swab yang mengandung dua varian berbeda yang terpisah dibaca oleh mesin sebagai gabungan varian,” katanya.
Hal tersebut merupakan awal mula mengapa dokter dan ilmuwan bisa menyebutkan adanya varian baru gabungan antara Delta dan Omicron.
“Walaupun sebenarnya itu adalah dua varian berbeda yang bertumpuk jadi satu dalam sampel tes swab,” tandasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News