GenPI.co - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia tetap optimistis pemulihan ekonomi bisa diakselerasi dan tumbuh lebih baik pada 2022.
Meskipun, harus diakui hampir seluruh negara di dunia menghadapi tantangan ditengah pandemi Covid-19.
Namun, perekonomian Indonesia masih ditopang sektor eksternal yang resilience dengan transaksi berjalan yang mencatatkan surplus nilai tukar rupiah dan IHSG terus menguat, serta rasio ULN terhadap PDB pada level aman.
Airlangga mengatakan, dengan berbagai tantangan dan peluang yang ada, pemerintah optimistis ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5,2 persen (yoy).
“Krisis telah mengajarkan kita betapa pentingnya membangun ketahanan, baik ketahanan kesehatan maupun ekonomi, khususnya di sektor pangan dan sektor energi,” ujar Airlangga dalam keterangan, Rabu (23/3).
Menko Airlangga menambahkan, krisis energi dunia yang terjadi saat ini menjadi peluang sekaligus mengafirmasi komitmen transisi dan investasi menuju energi baru terbarukan atau energi bersih.
Peluang tersebut muncul karena Indonesia memiliki potensi green energy. Yakni pada tenaga surya, angin, air, dan geothermal.
Menurut Airlangga, pengembangan green energy dapat mendukung ketahanan energi berbasis pulau yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.
Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan, dengan kerja sama seluruh stakeholders, Indonesia terbukti mampu melewati dan beradaptasi dari krisis pandemi.
“Ke depan, kerja sama perlu terus ditingkatkan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk mencapai tujuan ekonomi dan pembangunan perekonomian ke depan,” tegas Airlangga
Sementara itu, komitmen investasi pada pembangunan sistem kesehatan juga tercermin dalam implementasi APBN 2022.
"Pembangunan di sektor kesehatan memiliki multiplier effect yang tinggi terhadap ekonomi dan penciptaan lapangan kerja," kata Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini.
Dia menambahkan, dari sisi ketahanan pangan pemerintah berkomitmen meningkatkan produktivitas pertanian dan perikanan melalui berbagai strategi.
Antara lain, implementasi Undang-Undang Cipta Kerja terkait penyederhanaan, percepatan, kepastian dalam perizinan, serta persetujuan ekspor/impor.
Lalu, digitalisasi UMKM pertanian dan perikanan, pengembangan sistem logistik pangan bersinergi dengan BUMN.
Serta penguatan kerja sama antar daerah dalam pemenuhan pangan, pembentukan BUMN Pangan, dan peningkatan kompetensi SDM pertanian untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News