GenPI.co - Anggota DPD RI Fahira Idris mengaku miris dengan harga minyak goreng kemasan yang mahal tak keruan.
Fenomena tersebut dinilai tidak masuk akal. Pasalnya, stok minyak goreng melimpah setelah pemerintah mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan.
“Soal minyak goreng yang tidak kunjung membaik ini membuat rakyat seperti berpindah dari satu ironi ke ironi lain," kata Fahira kepada GenPI.co, Sabtu (26/3).
Menurut Fahira, pemerintah tidak berdaya menghadapi produsen minyak goreng.
Selain itu, pemerintah kini hanya mengatur HET minyak goreng curah.
"Harusnya tidak ada lagi keluhan di masyarakat yang masih kesulitan mencari migor curah,” ujarnya.
Dia mengatakan masalah minyak goreng akan tetap berulang jika pemerintah tak bisa mengatasinya.
“Jika pemerintah tak mampu jamin kemerataan pasokan migor curah, persoalan migor ini tidak akan pernah selesai,” ucapnya.
Asal tahu saja, saat pemerintah menerapkan HET minyak goreng kemasan Rp 14.000 per liter, stok komoditas ini malah langka di pasaran.
Kebijakan itu justru menimbulkan polemik lantaran intervensi harga membuat stok minyak goreng kemasan menjadi langka. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News