GenPI.co— Harga mobil listrik baterai (BEV) diharapkan bisa ditekan dengan telah ditekennya Peraturan Presiden tentang jenis kendaraan ramah lingkungan tersebut pekan lalu dan ditambah guyuran insentif seperti yang dilakukan negara lain.
Ketua Laboratorium Konversi Energi Elektrik Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi mengatakan, saat ini mobil listrik baterai (BEV) masih terkendala dengan harga yang mahal.
“Kalau tanpa insentif, kendaaan BEV bisa 2 sampai 3 kali harga kendaraan konvensional. Dengan adanya Perpres dan insentif diharapkaan dapat [menjadi] 1,5 -1,7 kali kendaraan konvensional,” kata Agus kepada GenPI.co, belum lama ini.
Baca juga:
Banyak Negara Beri Insentif Agar Mobil Listrik Laris, Indonesia?
Presiden Jokowi Sudah Teken Perpres Mobil Listrik
Agus mengatakan, baterai masih merupakan komponen utama termahal dalam kendaraan listrik. Sejumlah negara maju telah mengalokasikan anggaran luar biasa besar untuk riset baterai , agar harga mobil listrik bisa lebih terjangkau.
Bagi konsumen awam, ujar dia, tentunya akan membutuhkan edukasi yang intensif lebih dulu agar mereka mau membeli mobil listrik yang lebih mahal dibandingkan kendaraan menggunakan BBM.
Saat ini di Indonesia kendaraan listrik masih dalam tahap pengenalan mulai dari derajat elektrifikasi dengan kapasitas baterai yang rendah dan sedang, yaitu kategori hybrid (HEV) dan plug in hybrid (PHEV).
Untuk full BEV masih sangat terbatas, karena harganya yang jauh lebih mahal, serta relatif belum tersedia infrastruktur charging-nya.
“Sehingga tahap awal yang lebih memungkin kan adalah jenis angkutan massal seperti bus dan taksi yang lebih mudah penyediaan charging-nya serta sepeda motor listrik,” kata Agus.
Dia mengemukakan jika mau menggencarkan penggunaan mobil listrik, pemerintah mesti siap menggelontorkan bebagai insentif. Hal ini juga dilakukan oleh negara maju sekali pun. Termasuk Eropa dan Amerika Serikat.
“Seluruh dunia kalau mau full BEV maka drive, support dan insentif pemerintahnya harus sangat kuat. Tidak bisa berbasis komersial biasa. Di China pun saat ini kendaraan BBM masih lebih mendominasi,” kata Agus..
Berikut sejumlah Insentif bagi industri mobil listrik yang diberikan beberapa negara:
Inggris: Subsidi hingga US$8.000 bagi 9 model mobil listrik
AS: Insentif pajak federal US$7.500/kendaraan
Thailand: Memperbolehkan 100% industri kepemilikan lokal, membebaskan transaksi menggunakan nilai mata uang asing, fasilitas tax holiday terhadap perusahaan selama 15 tahun, menyiapkan 10 miliar baht atau Rp3,83 triliun untuk melayani permintaan investor, insentif untuk R&D, penurunan impor duty (bea masuk) untuk barang modal (pemesanan).
Malaysia: Pinjaman lunak 7 miliar ringgit atau Rp24,1 triliun yang bisa dimanfaatkan perusahaan manapun yang mau mengembangkan industri kedaraan listrik di Malaysia, tax holiday untuk perusahaan yang mau merakit lokal mobil hibrida dan listrik di Malaysia
Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News