GenPI.co - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menemui keluarga korban Tragedi Mei 98 mahasiswa Trisakti.
Selain menemui keluarga empat mahasiswa yang menjadi pahlawan reformasi, Airlangga juga menyempatkan diri mengunjungi Museum Tragedi 12 Mei 1998.
Di hadapan civitas akademika Trisakti, Menko Airlangga menitipan harapan agar mahasiswa memiliki cita-cita setinggi langit.
Airlangga menyebut mahasiswa Trisakti bisa meneladani empat mahasiswa yang meninggal memperjuangkan Reformasi 1998.
“Saya berharap bahwa Universitas Trisakti dengan seluruh mahasiswanya ini bisa menjadi pelopor," kata Airlangga saat mengisi Kuliah Umum di Universitas Trisakti, Selasa (26/4).
Ketua Umum Partai Golkar ini menegaskan, apa yang terjadi pada 24 tahun lalu di bulan Mei merupakan kejahatan kemanusiaan yang mengorbankan mahasiswa Trisakti.
Dia mengatakan Presiden Jokowi sudah berpesan agar penuntasan kasus pelanggaran HAM berat tidak bisa ditunda lagi.
Penuntasan kasus HAM berat pada Tragedi 12 Mei 1998 menjadi keadilan bagi korban dan keluarganya yang hadir di Kampus Trisakti hari ini.
Menurut Menko Perekonomian, semangat Reformasi bergulir dari Trisakti untuk memberikan perubahan besar dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Sehingga, kehidupan berpolitik menjadi demokratis, dan memberikan kedaulatan tertinggi di tangan rakyat melalui pemilihan langsung.
Airlangga yang mengajak Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Trisakti ke atas panggung secara khusus menitipkan amanah perjuangan reformasi melalui kedua tokoh pemuda Trisakti itu.
“Amanah ini saya berikan kepada dua anak muda ini, supaya membawa Indonesia menjadi Indonesia maju, sejahtera, dan berdaulat. Dan itu Insyaalla akan dicapai pada tahun 2035," kata Airlangga Hartarto. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News