GenPI.co - Fenomena identitas gender LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Trangender) belakangan makin dibicarakan usai konten podcast Deddy corbuzier menuai badai.
Pada konten tersebut, Deddy mengundang pelaku LGBT Ragil Mahardika dan pasangannya untuk bercerita mengenai kehidupan gay di Jerman.
Namun, konten tersebut ternyata menuai kecaman dari warganet. Banyak dari mereka yang rupanya belum paham mengenai pilihan menjadi LGBT.
Ahli Kesehatan Jiwa dr Alvina, SpKJ mengatakan, kelompok minoritas seperti LGBT pada dasarnya tidak menginginkan memiliki orientasi yang berbeda.
“Mereka juga sulit berada di masyarakat dan ingin dilahirkan punya orientasi yang sama seperti orang lain,” ucap Alvina dalam keterangan resmi, Kamis (12/5).
Menurutnya, medis tidak memasukkan mereka ke dalam golongan penyakit jiwa. Sehingga tindakan diskriminasi hingga bullyan terhadap mereka sebaiknya dihentikan.
“Tetap perlakukan dengan baik, karena dia memiliki hak-hak asasi yang sama seperti orang lain. Kita bisa menyarankan untuk menemui tenaga profesional apabila dia mengalami kebingungan tentang jati dirinya,” imbunya.
Alvina menyebut, sudah sangat tepat bahwa orang pertama di luar dirinya yang harus menerima kondisi tersebut adalah keluarga.
Pasalnya, bagaimana pun keluarga adalah tempat paling aman buat seseorang merasa diterima saat menghadapi persoalan.
Sebab, lanjutnya, LGBT mengalami stigma dan diskriminasi sehingga kemudian menyebabkan dia menjadi rentan mengalami ganguan mental.
“Jadi, kita mesti belajar menjadi masyarakat yang bijak dan non-judgmental,” imbuhnya.
Perlu diketahui, seorang LGBT khususnya transgender biasanya memang sejak dini merasa bahwa dirinya terperangkap dalam tubuh yang salah.
Sedangkan identitas gender adalah pengalaman internal dan individual yang mendalam mengenai gender, sehingga seseorang tentu menghayatinya untuk dirinya sendiri.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News