GenPI.co - Kota Pekanbaru, Riau terus menerima dampak dari kebakaran lahan dan hutan berupa asap dari titik-titik api di kawasan sekitarnya. Sabtu (24/8) pagi pukul 08:00 WIB, jarak pandang di kota itu memburuk Dari sebelumnya 2 km, lalu turun menjadi hanya 1,5 km.
Hal itu dikatakan Staf Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Nia Fadhila di Pekanbaru, Sabtu (24/8).
Ia mengatakan, asap atau jerebu karhutla berasal dari Kabupaten Pelalawan yang pada pagi ini terdeteksi ada 102 titik panas (hotspot). Posisi Pelalawan ada di Selatan, dan angin berhembus dari arah Tenggara ke Barat Daya membuat asap memenuhi kota itu
"Asap dari daerah Tenggara seperti Pelalawan yang banyak titik panas," katanya.
Baca juga:
Petugas Manggala Agni Meninggal, Gubernur Jambi Ucap Belasungkawa
Kepala BNPB: Saat Karlahut, Kalau Perlu Pejabat Tidur di Lapangan
Berdasarkan data pantauan satelit pada pukul 06.00 WIB, yang dirilis BMKG Stasiun Pekanbaru menunjukkan bahwa ada 584 titik panas yang jadi indikasi awal Karhutla tersebar di Sumatera. Data menunjukkan "lumbung" titik panas berlokasi di Provinsi Riau, yakni sebanyak 272 titik. Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari kemarin.
"Iya, di Riau jumlahnya naik dari kemarin sore 112 titik, pagi ini jadi 272," katanya.
Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan juga terdeteksi banyak titik panas, masing-masing ada 128 dan 99 titik. "Asap dari provinsi tetangga ada peluang mencapai Riau tapi karena jaraknya jauh tidak begitu terasa, sedangkan di Riau sendiri banyak terdeteksi titik panas," katanya.
Nia menjelaskan dari 272 titik panas di Riau, lokasi paling banyak di Kabupaten Pelalawan dengan 102 titik. Daerah lainnya antara lain Indragiri Hilir ada 90 titik panas, Bengkalis 35 titik, Indragiri Hulu 17 titik, Kepulauan Meranti dan Siak masing-masing 9 titik, Rokan Hilir 7 titik, Kuansing 2 titik dan Kampar satu titik panas.
Dari jumlah tersebut, ada 192 yang teridentifikasi sebagai titik api. Lokasi paling banyak juga di Pelalawan ada 76 titik, kemudian Indragiri Hulu 60 titik, dan Bengkalis 29 titik.
Berdasarkan pantauan Antara, asap menyelimuti Pekanbaru cukup pekat pada Sabtu pagi. Warga terlihat banyak yang mengenakan masker medis untuk menghindari paparan jerebut saat di luar rumah.
Data BMKG kualitas udara memburuk mendekati status tidak sehat akibat polusi jerebu karhutla.
Meski begitu, kondisi jarak pandang dinilai belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarik Kasim II (SSK II) Pekanbaru.
"Sampai dengan saat ini penerbangan masih normal," kata Executive General Manager Bandara SSK II, Yogi Prasetyo. (ANT)
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News