GenPI.co - Humanitarian Coordinator Yayasan Geutanyoe Nasruddin mengungkap tantangan mengurus pengungsi luar negeri di Indonesia.
Menurut dia, meski belum meratifikasi Konvensi International Tahun 1951 tentang Pengungsi, Indonesia sering menjadi negara transit yang dipilih para pengungsi luar negeri.
Nasruddin mengatakan yayasannya pun terus melakukan upaya bantuan kemanusiaan terhadap pengungsi yang datang ke Indonesia.
"Kami kerja sama dengan berbagai pihak, mulai saat pendaratan pengungsi, membantu kerentanan pengungsi, hingga meminimalkan ancaman yang ada," tutur Nasruddin di Jakarta Selatan, Jumat (3/6).
Nasruddin mengatakan para pengungsi dari berbagai negara terus berdatangan sejak 2009 hingga 2022.
Dia mengatakan mayoritas para pengungsi berasal dari Irak, Afganistan, Myanmar, dan sebagainya.
Khusus pengungsi Rohingnya, kata Nasruddin, jumlahnya ada 2.595 sepanjang 2009-2022.
"Mereka tersebar di Banda Aceh, Bireun, Langsa, dan Aceh Jaya," tuturnya.
Dia mengatakan ada beberapa alasan para pengungsi pergi dari negaranya, mulai karena adanya perang, persekusi etnis, hingga konflik horizontal.
Namun, Nasruddin menyayangkan begitu tiba di negara transit atau negara ketiga, pengungsi masih tidak mendapatkan kebutuhannya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News