BMKG: Gempa 5,1 di Laut Banda Maluku Tak Berpotensi Tsunami

24 Juni 2022 22:40

GenPI.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa dengan parameter pembaruan magnitudo (M) 5,1 yang terjadi pada Kamis (24/6/2022), pukul 21.59 WIB di wilayah Laut Banda, Maluku, tidak berpotensi tsunami.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,40 derajat lintang selatan dan 130,24 derajat bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 241 km arah barat laut Saumlaki, Maluku pada kedalaman 158 km.

"Hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (24/6/2022).

BACA JUGA:  BMKG Bunyikan Alarm Bahaya di Indonesia, Warga Harap Waspadalah!

Dia menyebutkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi itu merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi dalam lempeng Banda.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust)," katanya.

BACA JUGA:  BMKG Bunyikan Alarm Bahaya di Jaksel dan Jaktim, Semua Waspada

Bambang menambahkan berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa bumi itu menimbulkan guncangan di daerah Amahai, Maluku Tengah dan Maluku Tenggara Barat dengan skala intensitas II-III MMI.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," jelas dia.

BACA JUGA:  Soal Wilayah Terdampak Gempa Mamuju, Begini Kata BMKG

Sebelumnya pada Rabu (22/6/2022) pukul 12.01 WIB juga terjadi gempa magnitudo 5,5 di wilayah Laut Flores, Nusa Tenggara Timur, memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,49° LS ; 120,51° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 124 Km arah Timur Laut Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 499 km.

"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya tarikan mantel ke bawah dan gaya mengapung mantel yang lebih kental di bawahnya," terang Bambang.

Dia menyampaikan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun ( normal fault ).

Dia menuturkan berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Pasimasunggu, Pasimasunggu Timur, dan Pasimarannu dengan skala intensitas III-IV MMI.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," imbuhnya.

Hingga pukul 12.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga diminta agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG) atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co