Novel Laris Jadi Film Semakin Tren, Ini Penyebabnya!

02 September 2019 09:04

GenPI.co- Film Indonesia yang diadaptasi dari novel saat ini semakin berkembang. Beberapa judul film yang ceritanya diangkat menjadi novel, berhasil meraih kesuksesan. 

Diantaranya adalah “Ayat-ayat Cinta”, “Laskar Pelangi, dan “Dilan”. Bahkan, film Dilan 1990 berhasil menjadi film yang terlaris di tahun 2018, dengan jumlah penonton lebih dari 6 juta orang. Pada 2019 hingga 1 September, Dilan 1991 telah ditonton lebih dari 5 juta orang dan berada di posisi puncak 15 film Indonesia box office.

Baca juga:

Dilan 1991 Diprediksi jadi Film Jawara 2019, Ini 3 Kekuatannya!

Film Indonesia Bangkit, Sineas Bahagia!

 

Noorca M. Massardi merupakan salah satu novelis Tanah Air, yang karyanya pernah diangkat menjadi film. Novel Noorca yang ceritanya diangkat menjadi film berjudul “Sekuntum Duri”. Film tersebut dirilis pada1980, oleh sutradara Bobby Sandy dan produser Lucy Sukardi.

“Sekuntum Duri” merupakan film bergenre romansa, yang dibintangi oleh Lydia Kandou dan Herman Felani. Kepada GenPI.co, Noorca pun bercerita tentang awal mula karya novelnya diangkat menjadi sebuah film.

Awalnya, novel Noorca diterbitkan di satu media menjadi cerita bersambung selama 3 bulan pada 1978. Lalu diterbitkan menjadi buku novel.

“Lalu ada produser yang tertarik dan minta dibikin film, terus saya oke dengan syarat saya yang nulis skenarionya,” kata Noorca kepada GenPI.co (28/8/2019).

Noorca menjelaskan, pada tahun 1980-an, banyak judul novel yang diangkat menjadi film. Diantaranya adalah “Cintaku di Kampus Biru” karya Ashadi Siregar, “Badai Pasti Berlalu” karya Marga T. dan “Disini Cinta Pertama Kali Bersemi” karya Mira W. 

Deretan novel karya Noorca M. Massardi (foto: Noorca M. Massardi)

Noorca pun memberi tanggapan yang positif, menyambut semakin banyaknya film Indonesia yang diadaptasi dari novel.

“Ya bagus, saya kira film Indonesia harus selalu diangkat dari novel, kalau mau ceritanya bagus. Kelebihannya kalo novel kan ceritanya sudah terbangun dan lengkap, reaksi pembacanya juga ada. Makanya, film yang dari novel-novel laris itu juga laris. Semua rata-rata yang berangkat dari novel pasti pemasarannya bagus,” ujarnya.

Menurut Noorca, film yang ceritanya diangkat dari novel biasanya lebih laris. Genre cerita yang bisa diangkat dari novel juga beragam, mulai dari komedi, percintaan, hingga horor.

“Ya macam-macam, bisa drama, cinta, horor, thriller, action. Tinggal dilihat kan pasang surutnya.. Termasuk novel komedi, kayak punya Raditya Dika, itu kan sukses rata-rata,” kata Noorca.

Noorca berpendapat bahwa film Indonesia saat ini semakin bagus dan berkembang. Hal tersebut juga didukung oleh bertambahnya ketersediaan bioskop di Indonesia.

“Film Indonesia semakin bagus, lalu ketersediaan layar bioskop juga semakin banyak. Kualitas filmnya juga makin bagus, judulnya sudah banyak dari novel dan lebih berani,” ujar pria kelahiran Subang, 28 Februari 1954 tersebut.

Ia berharap kedepannya semakin banyak novel karya anak bangsa yang diangkat menjadi film dan genrenya semakin beragam. Dirinya juga mendorong para novelis untuk terus berkarya dan menghasilkan novel yang berkualitas.

“Untuk produser saya kira harus lebih banyak mengamati karya-karya novel. Kedua untuk para penulis, nggak usah dipikirkan apa karyanya akan difilmkan atau tidak. Menulis lah sebaik-baiknya agar banyak yang baca,” kata Noorca.

Video populer saat ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co