GenPI.co - Warung Mbah Koplak berada di puncak Gunung Bismo, Jawa tengah, dengan ketinggian 2365 mdpl menyajikan keindahan. Namun, di balik semua itu penuh perjuangan.
Mbah Koplak mengaku harus setiap hari naik dan turun gunung untuk berjualan.
“Setiap hari berangkat dari rumah jam 7 pagi, kalau malam saya tidak menentu terkadang di warung saja tidak pulang ke rumah,” ujar Mbah Koplak kepada GenPI.co di Jawa Tengah, Kamis (7/7).
Tidak hanya itu, untuk memenuhi kebutuhan di warungnya, Mbah Koplak memikul sendiri seluruh belanjaannya dari bawah.
“Misalnya, seperti air mineral yang baru saya bawa itu sampai dua kardus juga ada mi instan tetapi sudah biasa saya lakukan sehari-hari,” lanjutnya.
Jalur pendakian yang terjal terkadang membuat kendala tersendiri bagi pria 51 tahun itu.
“Kalau hujan dan kemarau paling sulit karena licin tanahnya dan berdebu,” ungkapnya.
Perjuangan pria yang bekerja sebagai petani itu masih ada lagi, secara sukarela membangun sendiri warungnya.
Mbah Koplak juga harus meminjam uang belasan juta ke bank hanya untuk membuat warung dan sarana lainnya.
“Saya mau pendaki nyaman, saya buat musala lalu ada toiletnya. Mereka juga bisa bermalam di sini,” bebernya.
Selain mencari nafkah dengan membuka warung, dia juga punya tujuan mulia.
“Kalau ditanya kenapa saya sampai begitu, ya, karena pengin menjaga alam di sini menjaga dari sampah karena ada saja pendaki yang tidak mencintai alamnya,” jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News