Meme Stupa Candi Borobudur Tak Etis, Kata Akademisi Unair

04 Agustus 2022 11:15

GenPI.co - Akademisi Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menilai pengunggahan meme stupa Candi Borobudur oleh Roy Suryo adalah tindakan yang kurang etis.

Menurut Suko Widodo, perilaku mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui teknologi komunikasi dapat berdampak pada potensi pelanggaran etika komunikasi.

Pesan dalam meme tersebut, kata Suko, telah merusak marwah orang maupun tempat suci.

BACA JUGA:  Roy Suryo Serahkan Barang Bukti Kasus Meme Stupa Candi Borobudur

Candi Borobudur ini tempat suci. Cara kritik atau pesan yang disampaikan juga tidak elok sesuai dengan etika,” ujarnya, dilansir dari keterangan resmi di unair.ac.id, Kamis (4/8).

Pakar komunikasi politik itu menegaskan penggunaan meme juga mempunyai batasan candaan.

BACA JUGA:  Roy Suryo Minta Perlindungan ke LPSK Buntut Meme Stupa Borobudur

Dia mengatakan bahwa dalam melakukan candaan meme, perlu melihat mana candaan yang dapat dinikmati oleh kalangan tertentu dan mana yang dapat dinikmati oleh ruang publik.

“Seringkali banyak yang tidak melihat batasan itu. Dan, itu (meme sebagai candaan) harus ada pertanggungjawabannya,” tegasnya.

BACA JUGA:  Diperiksa 12 Jam Terkait Kasus Meme Stupa, Roy Suryo Tumbang

Suko juga menuturkan bahwa cara berekspresi masyarakat Indonesia di sosial media termasuk dalam negara tidak sopan di dunia.

Hal ini dipicu oleh kurangnya literasi digital yang dimiliki oleh masyarakat.

Selain itu, culture shock (gegar budaya) masyarakat terhadap kemajuan teknologi tidak dibarengi dengan kemajuan berpikir dan kemampuan bijak menggunakan sosial media.

“Kita ini masih belum siap sebenarnya dengan kecepatan teknologi, apalagi norma sosial di sosmed masih belum terbentuk, dan undang undang seperti ITE masih belum sempurna,” tuturnya.

Lebih lanjut, Suko menyarankan agar kurikulum pendidikan tentang komunikasi digital harus diberikan sejak dini di Indonesia, setidaknya dalam pelajaran sekolah dasar dan menengah.

“Tindakan tersebut dilakukan sebagai upaya pengurangan krisis literasi digital yang juga dialami oleh anak-anak remaja,” paparnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Pulina Nityakanti Pramesi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co