GenPI.co - CCTV di halte Transjakarta berperan penting dalam membantu petugas mengusut kasus pelecehan seksual.
Hal itu diungkapkan Direktur Operasi dan Keselamatan PT Transjakarta Yoga Adiwinarto, Senin (5/8).
Yoga menyatakan perekaman yang dilakukan CCTV dianggap optimal dalam memantau pergerakan pelaku pelecehan seksual.
"Misalnya, begitu ada laporan di media sosial tentang pelecehan itu. Jadi, kami bisa langsung menarik CCTV untuk mengetahuinya," ucap dia di Halte Harmoni Transjakarta, Jakarta Pusat.
Yoga mengatakan, laporan tersebut harus jelas sehingga memudahkan petugas dalam mengikuti jejak si pelaku.
"Dia di halte mana? Jam berapa? Arah mana? Kalau bisa, nomor lambung busnya juga tahu," ungkap dia.
Terkait bantuan CCTV, Yoga mencontohkan satu kasus, yakni seorang pria tidak melakukan pelecehan seksual di Transjakarta, tetapi melakukan di KRL.
Dia mengungkapkan melalui komunikasi dan melihat cctv, pihaknya kemudian mengetahui jejak si pria tersebut ke mana saja.
Pada akhirnya petugas bisa langsung mengamankan yang bersangkutan di halte Grogol.
Sementara itu, Yoga menegaskan kembali laporan dari penumpang atau korban yang begitu cepat bisa memudahkan petugas dalam pengungkapan kasus.
Akan tetapi, dia mengakui sampai saat ini pihaknya masih mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi secara jelas sosok terduga pelaku pelecehan seksual.
Kami juga tidak mengetahui KTP dan namanya siapa. Namun, kami minimal memiliki database orang-orangnya dan terlihat foto-fotonya," kata dia.
Oleh karena itu, Yoga menyatakan pihaknya bakal meng-upgrade CCTV yang ada di halte Transjakarta menggunakan sistem face recognition. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News