Parade Wor dan Yospan Meriahkan Biak.

24 Agustus 2018 23:35

Jumat (24/8), Festival Biak Munara Wampesi memasuki hari kedua. Keseruan yang ditampilkan tak kalah dengan pembukaan yang digelar sehari sebelumnya. Sebab, ada Parade Wor dan Yospan yang memeriahkan Kota Biak.

Asisten 1 Sekretaris Daerah Kabupaten Biak Numfor Frits Senandi membuka parade dengan pengguntingan pita. Ia mengatakan, Parade Wor dan Yospen adalah langkah nyata dari pemerintah melalui Dinas Kebudayaan mewadahi unsur-unsur adat dan komponen-komponen seni yang ada di Biak Numfor.

“Sebagai bagian dari Munara Wampesi, konsep lomba membuat parade ini semakin atraktif,” ia menambahkan

Sementara Penanggung Jawab Lapangan Parade Wor dan Yospan FBMW AM Dadang mengungkapkan, event ini memang banyak ditunggu, bahkan oleh masyarakat di sini sekalipun. “Mereka tertarik dengan berbagai kreasi yang ditampilkan para peserta,” ujar Dadang.

Sesuai namanya, parade ini memang hanya menampilkan dua atraksi. Tarian Wor dengan nuansa tradisonal yang kental dan tari Yospan yang hadir dengan gaya yang lebih modern. Namun dua atraksi tersebut menjadi berwarna lantaran masing-masing peserta membawakan dengan kekhasannya masing-masing.

“Untuk Tarian Wor, sudah ada pakemnya.  Karena tarian ini ini adalah warisan leluhur. Sementara Yospen bisa dikreasikan secara lebih fleksibel oleh masing-masing peserta,” ujar Dadang.

Ada 12 dari total 19 Distrik yang mengambil bagian dalam parade kebudayaan ini. Pesertanya sendiri mencapai 20 grup. Rute sejauh 3 km menjadi arena pertunjukkan mereka. Start-nya dari Jalan Ahmad Yani, lalu finis di Lapangan Cenderawasih yang berada di Jalan Sisingamangaraja, Samofa.

Di bawah cuaca Biak yang tak menentu, Parade Wor dan Yaspen berjalan meriah. Masyarakat tumpah ruah di pinggir jalan yang menjadi rute parade. Hujan sempat turun, namun tak mampu melunturkan semangat para peserta untuk tampil sebagai yang terbaik. 

Peserta yang menyuguhkan tarian Wor tampil begitu atraktif. Pukulan tifa dan lagu-lagi berirama mistis mengiringi tarian mereka. Selain noken dan penutup kepala, para penari Wor juga merajah tubuhnya dengan motif ukiran Papua.

Peserta Tari Yaspen tak mau kalah. Diringi musik akustik dan nyanyian yang rancak, mereka meliuk-liuk dengan gaya yang enak dilihat. Semuanya ingin tampil maksimal. Seban, ada uang pembinaan bagi peserta yang mendapat nilai tertinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co