GenPI.co - Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah menyayangkan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar dan Pertalite yang diketahui akan habis pada Oktober 2022.
“Cukup disayangkan, padahal di sisi lain pemerintah gencar promosikan keberhasilan ekonomi,” ujar Dedi kepada GenPI.co, Rabu (31/8).
Menurutnya, mengurangi subsidi BBM tidak bersinergi dengan semangat peningkatan ekonomi tanah air.
“Selain itu, pemerintah juga seolah miliki banyak sumber daya saat membangun ibukota baru,” tuturnya.
Oleh sebab itu, menurut Dedi, seharusnya pemerintah lebih peka lagi dalam menyoroti soal hal-hal yang diperlukan rakyat.
“Seharusnya subsidi BBM didahulukan lantaran hal tersebut dirasakan publik secara langsung,” ucapnya.
Dirinya juga meminta pemerintah untuk memprioritaskan subsidi BBM alih-alih mengalokasikan anggarannya untuk pembangunan IKN.
“Pemerintah perlu menimbang ulang, subsidi itu hak warga negara atas kehadiran negara,” kata dia.
Dedi juga menekankan kesejahteraan rakyat bukanlah hal yang bisa ditawar.
“Untuk apa negara harus didirikan jika semua kembali ke rakyat saat mengalami kesulitan keuangan? Justru di sini warga yang harus menanggung,” ujar Dedi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News