Konferensi Pendidikan Timur Indonesia Berikan Ruang Interaksi dan Diskusi

22 September 2022 10:50

GenPI.co - Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar Hikmat Hardono mengatakan Konferensi pendidikan di Timur Indonesia memberikan ruang interaksi dan diskusi.

Menghadirkan berbagai pembicara yang mengalami dan menyelami bagaimana sesungguhnya pendidikan di Timur Indonesia.

Menurut Hikmat, penting untuk mendengar lebih baik dari masyarakat, tidak hanya mendengar dari akademisi.

BACA JUGA:  Cantiknya Cinta Laura dengan Balutan Perhiasan Emas

Apalagi, masalah ketertingalan di Indonesia Timur adalah benang kusut yang harus diurai pelan-pelan.

“Saya khawatirnya justru karena kita suka buru-buru membayangkan harus ada satu solusi tunggal dan raksasa, sehingga kita harus berpikir dan bersepakat atas satu solusi jangan-jangan tekniknya atau pendekatannya lebih terbuka saja dan lebih beragam,” katanya di Jakarta, Rabu (21/9).

BACA JUGA:  Pentolan Demokrat Bakal Bongkar Bobrok AHY, Anas Urbaningrum Disebut

Apalagi, tantangan manusia dan budaya di Timur Indonesia yang cukup berat, Indonesia mengajar menginginkan sebuah langkah yang lebih terbuka, mendengar dan turun langsung ke lapangan.

“Syaratnya untuk berani beragam dengan pendekatan di lapangan. Kita harus terbuka dulu. Berani mendengar dan bersikap terbuka lebih dalam tentang apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Puan Maharani Dikawal 11 Dewan Kolonel

Dalam konferensi ini, pembicara menuturkan fakta-fakta, membagikan potret-potret perjuangan di daerah, mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama menyelami realita.

Konferensi ini akan menyediakan ruang diskusi dan melihat lebih dekat tentang pendidikan di Timur melalui kebijakan, budaya da pendidikan, ruang dampak Berkelanjutan, ruang Inisiatif, dan ruang Interaksi.

“Kita bikin semacam forum di mana orang -orang ini, penggerak-penggerak riil di lapangan itu bercerita dengan perspektif mereka tanpa dihakimi lebih dulu dan kita mencoba mendengarkan lebih dingin dan terbuka,” jelasnya.

Selain berdiskusi dan bertemu langsung dengan penggerak pendidikan, konferensi ini juga menghadirkan Pesta Dansa untuk merasakan budaya dan tradisi masyarakat Timur Indonesia.

Amos Atkana, salah satu narasumber yang dihadirkan langsung dari Kabupaten Maybrat akan menceritakan upayanya mendirikan Rumah Belajar Atmatu dan mengajak orang lain untuk turut berkontribusi bagi pendidikan.

Kegiatan ini merupakan sebuah perkenalan beragam profesi kepada siswa Paud hingga SMA di Maybrat, Papua Barat.

Selain itu, para peserta konfernsi akan juga akan mendengar cerita dari lbu Tersiana Tade, orang tua siswa dan guru di Kabupaten Sabu Raijua yang menghadirkan pembelajaran kreatif dan kontekstual berdasarkan potensi daerah di kelas.

Narasumber lain yakni dari Kepulauan Aru, Musa Labetubun, seorang Kepala Sekolah di SD Inpres Kolijabi yang juga penempatan Pengajar Muda.

Musa Labetubun akan membagikan pandangan tentang melibatkan orang tua dalam proses belajar anak dengan membagikan tablet yang merupakan faslitas sekolah untuk ikut mendampingl anak-anak belajar di rumah.

Adapun Konferensi Pendidikan di Timur Indonesia berlangsung selama dua hari, mulai 24 sampai 25 September di Kementerlan Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Jakarta. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co