GenPI.co - Pengamat Komunikasi dan Politik Jamiluddin Ritonga menilai pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan bisa menyuburkan etnosentrisme.
Seperti diketahui, dalam wawancara bersama Rocky Gerung, Luhut mengatakan orang luar Jawa jangan bermimpi untuk menjadi presiden.
Jamiluddin Ritonga pun menyesalkan pernyataan Luhut tersebut. Menurut Jamiluddin, tidak seharusnya Luhut menyatakan hal tersebut.
"Mulai dari UUD 1945 hingga peraturan perundangan yang paling rendah tidak ada yang mengatur hal itu," ungkapnya.
Pernyataan Luhut itu bisa menjadi pembenaran bagi kelompok tertentu, yang menginginkan orang Jawa yang harus menjadi presiden di Indonesia.
"Sebab, mereka menilai Jawa Tengah diwakili Mataram dan Jawa Timur diwakili Majapahit," tuturnya.
Akademisi dari Universitas Esa Unggul menegaskan pola pikir seperti itu seharusnya dikikis.
"Itu memang tidak sesuai dengan konstitusi Indonesia," tambahnya.
Menurut Jamiluddin, hal itu bahkan bertentangan dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika.
"Sebagai pemimpin, Luhut seyogyanya tidak mengangkat hal itu ke publik karena dapat menyuburkan etnosentrisme di Indonesia," ucapnya.
Kalau etnosentrisme menguat di Indonesia, akan melanggengkan seolah-olah hanya orang Jawa yang berhak menjadi presiden.
Hal itu justru akan menguatkan politik identitas yang membahayakan keutuhan NKRI.
Oleh karena itu, sebaiknya Luhut lebih bijak dalam melontarkan pendapatnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News