33 Anak Jadi Korban Kanjuruhan, Save The Children Beri Layanan Psikososial

05 Oktober 2022 20:20

GenPI.co - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat sebanyak tiga puluh tiga (33) anak meninggal dunia akibat peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Save the Children Indonesia menyatakan duka dan simpati yang mendalam bagi para korban terutama anak-anak.

Save the Children mendesak Pemerintah Indonesia dan pihak penyelenggara pertandingan untuk segera melakukan tindakan yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan anak, terutama bagi anak-anak yang menjadi korban atau kehilangan orang tua.

BACA JUGA:  Komnas HAM Sebut Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Terus Bertambah

“Hidup dan selamat dari segala bentuk ancaman bahaya termasuk kerusuhan adalah hak anak. Peristiwa ini meninggalkan luka yang mendalam bagi korban dan keluarga terutama anak-anak yang menjadi yatim / piatu / yatim piatu dari peristiwa ini,” jelas Troy Pantouw, Chief Advocacy, Campaign, Communication and Media Save the Children Indonesia dalam keterangan resminya.

Merespon Peristiwa Kanjuruhan, Save the Children Indonesia berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Malang segera melakukan identifikasi data dan kondisi anak terutama bagi mereka yang kehilangan anggota keluarga atau menjadi yatim piatu karena peristiwa ini.

BACA JUGA:  Tragedi Kanjuruhan: Ibu Ngaku Penjual Dawet di Gate 3, Dicek Nggak Ada

Save the Children juga memberikan layanan dukungan psikososial secara langsung kepada keluarga dan anak-anak yang menjadi korban.

Save the Children juga mendorong agar dibentuknya sistem satu pintu dalam mengelola pendataan korban terutama anak-anak.

BACA JUGA:  Komnas HAM Bongkar Kondisi Terakhir Jenazah Tragedi Kanjuruhan, Memprihatinkan!

Hal ini untuk memastikan informasi yang disampaikan komprehensif dan lengkap, serta tidak menambah kerentanan anak dan keluarga karena harus menceritakan pengalaman traumatis yang dialami para korban.

Hal-hal yang perlu segera dilakukan adalah identifikasi anak-anak yang meninggal, luka-luka, dan terpisah dari keluarga; identifikasi anak-anak yang menjadi yatim, piatu atau yatim piatu karena orang tua meninggal dalam tragedi tersebut untuk memastikan keberlanjutan pengasuhan anak.

Selain itu, Save the Children Indonesia juga menyampaikan potensi risiko yang mungkin terjadi pada pendukung usia anak ketika menyaksikan pertandingan sepakbola secara langsung di antaranya adalah:

1. Berpotensi terpapar pada segala bentuk kekerasan baik sebelum, selama dan sesudah masa pertandingan

2. Menjadi korban dari kerusuhan

3. Kehilangan nyawa atau meninggal dunia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co