Mengintip Lokasi Semadi Bung Karno dan Nyi Roro Kidul

28 September 2019 20:26

GenPI.co - Dalam dunia gaib, Presiden Soekarno alias Bung Karno memang kerap dikaitkan dengan penguasa Laut Selatan atau Laut Kidul yakni Nyi Roro Kidul.

Bung Karno disebut-sebut kerap bertemu dengan Nyi Roro Kidul di Pantai Pelabuhan Ratu dan Pantai Parangtritis, Yogyakarta.

BACA JUGA:

Kisah Mistis Menara Saidah, Kosong Sejak 2007, Berani Baca?

Seram! Noni Belanda hingga Pocong Huni Rumah Mak Lampir di Depok

Namun, dalam hikayat masyarakat ibu kota, ada satu tempat lagi yang dipercaya sebagai tempat pertemuan gaib keduanya, yakni di Beji, Depok, Jawa Barat. Benarkah?

Selain kaya akan peninggalan jejak-jejak kejayaan Belanda pada masa lalu, Kota Depok juga ditemukan situs-situs bersejarah yang sampai saat ini keberadaannya masih lestari dan dikeramatkan oleh warga sekitar.

Salah satunya adalah petilasan Mbah Wujud Beji, sebuah tempat yang konon dipercaya sebagai lokasi petilasan sejumlah tokoh sakti.

Mereka di antaranya adalah beberapa Wali Songo (penyebar agama Islam di tanah Jawa) hingga Bung Karno.

Petilasan Mbah Wujud Beji berada di tengah kompleks perumahan, tepatnya di Jalan Depok Utara, Beji Depok.

Lokasinya berada persis di atas bukit dekat Masjid Nurul Salam.

Berbeda dengan kebanyakan tempat angker, nuansa magis di petilasan ini terasa begitu kental hingga saat ini.

Aroma mistis pun semakin diperkuat dengan adanya sejumlah senjata yang dikeramatkan di dalam sebuah pohon beringin berukuran yang begitu besar.

Di sekeliling benda-benda pusaka itu banyak terdapat sesajen dan dupa.

Aroma wangi kemenyan ketika memasuki ruangan gelap itu semakin membuat aura mistis kian kuat. Tidak sembarang orang bisa melihat langsung senjata-senjata tersebut.

Jika masyarakat ingin melihatnya, juru kunci akan meminta untuk menyucikan diri terlebih dahulu di salah satu sumur yang juga dikeramatkan. Sumur tersebut terkenal dengan sebutan Kekeramatan Sumur Tujuh.

Lokasi sumur itu hanya beberapa ratus meter dari sebuah pendopo yang menutupi sebagian batang tubuh pohon beringin tersebut.

Mbah Martonakin, generasi kedelapan penjaga petilasan ini mengatakan, Mbah Wujud Beji adalah nama yang diberikan untuk petilasan (tempat bersemadi). Jadi, nama tersebut bukan mewakili seorang tokoh.

“Ini adalah pusat petilasan, tempat kumpul. Nama tersebut adalah gambaran. Batin (hati) dengan ilmu yang tersirat. Semua pendekar dan tokoh zaman dulu, termasuk Pak Soekarno pada masa hidupnya bertapa di sini. Untuk menghening mencari ketenangan batin,” kata dia beberapa waktu lalu.

Biasanya, menurut mata batin Mbah Martonakin, para pendekar dan tokoh zaman kerajaan dahulu akan berkumpul di sini untuk membersihkan diri.

Selain itu, banyak dari mereka menjadikan tempat ini untuk bertukar pikiran dan menguji kekuatan.

“Petilasan yang disampaikan untuk pituah (petuah). Yang bicara hati. Tirakat Kalaton, membersihkan diri. Jika kamu percaya, silakan dicoba. Kalau kamu nanya saya siapa saja yang pernah melakukan petilasan di sini, saya akan jawab hampir semua tokoh saksi berkumpul di sini,” ujarnya.

“Termasuk, Sunan Kalijaga, Pangeran Diponegoro hingga Ratu Pantai Selatan. Semua tidak bisa dipikirkan dengan akal logika. Ini semua gaib. Tergantung kamu mau percaya atau tidak. Ini soal keyakinan,” jelas Martonakin.

Setelah itu sang juru kunci menuju ruang berukuran 2 x 5 meter yang merupakan area penyimpanan senjata.

Saat pintu terbuka, aura dan kesan mistis yang terasa kali ini semakin berlipat. Ada dua lapis pintu untuk menuju penyimpanan benda-benda sakral tersebut.

Posisi senjata-senjata seperti keris, tombak, batu-batu, dan pedang disandarkan pada batang pohon beringin besar yang terdapat begitu banyak sesajen, baik berupa makanan, buah, bunga hingga beragam minuman soda. Semuanya masih tampak utuh.

Ketika masuk ke tempat ini, Mbah Martonakin melakukan ritual khusus dengan menggunakan sesajen.

Setelah ritual selesai dilakukan, kakek dengan belasan cucu ini pun mempersilakan untuk mengambil gambar.

“Saya hanya berpesan, ini adalah warisan budaya leluhur. Tugas kita untuk menjaga dan melestarikannya. Saya tidak perlu membahas peran pemerintah karena memang tidak ada. Mereka tidak peduli dengan keberadaan tempat ini,” ujar Mbah Martonakin. (tommy ardyan)

Video heboh hari ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co