GenPI.co - Perayaan HUT ke-74 TNI yang digelar oleh Yonif 725 Woroagi di pelataran eks MTQ Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (5/10) diisi dengan atraksi bela diri yongmoodo.
Para tamu undangan dan masyarakat pun terlihat terkesima dengan aksi tim bela diri yongmoodo dari Yonif 725 Woroagi.
BACA JUGA: Pesan Khusus Jokowi: TNI Jangan Terjebak Ego Matra
Yongmoodo merupakan bela diri asal Korea Selatan yang mengombinasikan tendangan, bantingan, kuncian, dan memiting lawan.
Istilah yongmoodo berasal dari kata Hankido yang dikembangkan di Korsel pada 1976.
Namanya berubah menjadi Kumodo. Setelah itu berganti lagi menjadi yongmoodo.
Yongmoodo terdiri dari tiga kata, yakni yong yang berarti naga, moo (pertempuran dan perkelahian, pertahanan dan strategi, fisik, mental), dan do (cara berlatih atau cara hidup).
Dilansir dari laman Asta Academy, pertandingan yongmoodo tidak menggunakan sarung tangan.
Petarung hanya mengenakan pelindung di bagian lengan, kaki, dan dada.
Tidak mengherankan para petarung kerap mengalami cedera serius setelah bertanding.
Sebelum bertanding, petarung harus menjalani persiapan dengan sangat maksimal untuk meminimalkan risiko cedera fatal.
BACA JUGA: Hebatnya Kendaraan Tempur Dalam Negeri di Parade HUT Ke-74 TNI
Para petarung harus menguasai teknik-teknik dasar. Pelatih pun harus mengawasi anak buahnya dengan sangat serius.
Sarana dan prasarana untuk berlatih juga mesti tersedia dengan baik. Di antaranya, lapangan, alat bantu body tack, matras, sam sak, pelindung gigi, pelindung kepala, pelindung tangan dan kaki.
Semuanya harus memenuhi standar keselamatan. Yongmoodo berkembang cukup pesat di Indonesia.
Induk organisasi yang menaungi yongmoodo ialah Federasi Yongmoodo Indonesia (FYI).
Sejak 2012, FYI terus menyosialisasikan yongmoodo kepada masyarakat umum. (ant)
Simak video menarik berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News