76 Permohonan Perkawinan Anak di Kota Bandung, Ada 10 yang Tidak Dikabulkan

21 Juli 2023 21:20

GenPI.co - Angka perkawinan anak di Kota Bandung mengalami penurunan, yakni 76 permohonan per Juli 2023, sedangkan pada 2022 ada 143 perkawinan anak.

Dari 76 permohonan tersebut, terdapat 10 permohonan yang tidak dikabulkan dan yang lainnya dikabulkan dengan alasan sudah berbadan dua.

Hal itu berdasarkan data dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bandung.

BACA JUGA:  Gandeng Warga Bandung, Ganjaran Buruh Berjuang Galakkan Hidup Sehat

Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung Felly Lastiawati berharap tidak ada penambahan permohonan pernikahan dini.

"Sebenarnya masih bisa diedukasi mengenai dampak menikah terlalu dini. Salah satunya bayi yang dilahirkan nanti bisa mengalami stunting. Kehamilan di waktu sangat muda bisa berisiko ibunya meninggal," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (21/7/2023).

BACA JUGA:  Mahasiswa di Bandung Bikin Laporan Polisi Palsu, Terdesak Utang Pinjol

Sebanyak 4 kecamatan di Kota Bandung tercatat dengan angka perkawinan anak cukup tinggi, yakni Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Cibeunying Kidul, dan Coblong. 

Koordinator Pandawa Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Pathah Pajar Mubarok menambahkan, pendidikan seks harus diberikan sejak anak berusia dini atau tingkat PAUD tidak secara vulgar.

BACA JUGA:  Suhu di Bandung Sempat Menyentuh 17 Derajat Celcius

"Sebagai contoh, di PAUD itu kita kenalkan tentang konsep keamanan diri melalui nyanyian 'Sentuhan boleh, sentuhan tidak boleh'. Apa yang boleh dipegang dan yang tidak boleh dipegang," tuturnya.

Untuk di tingkat SD, lanjut Pathah, lebih menekankan peran wali kelas, sedangkan tingkat SMP, Disdik Kota Bandung bekerja sama dengan Kedokteran Unpad menjalankan program Hidup Sehat Bersama Sahabat (HEBAT). 

"Program HEBAT isi materinya tentang  pencegahan dalam penyalahgunaan narkoba dan kesehatan reproduksi yang didalamnya ada sex education," katanya.

Selain itu, menurut Pathah, peran orang tua juga sangat penting dalam pendidikan seks dengan memasukkan program parenting ke dalam program sekolah.

"Kita bahas sesuai dengan kebutuhan, apakah tentang sex education, perundungan maupun hal-hal yang lebih prioritas. Dalam program parenting itu disampaikan ke orang tua siswa," ucapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co