GenPI.co - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa sekelompok orang tampaknya menikmati sikap menyalahkan korban kekerasan.
Korban kejahatan dan peristiwa negatif lainnya kadang-kadang bisa menjadi sasaran permusuhan dan saling menyalahkan.
Sementara yang lain beranggapan bahwa mereka memang pantas menerima atau menyebabkan kemalangan.
Mengapa orang-orang merespons dengan cara yang tampaknya tidak berperasaan? Penelitian menunjukkan bahwa mungkin ada banyak faktor yang terlibat.
1. Mereka ingin merasa tidak terlalu rentan secara pribadi
Melihat orang lain menjadi korban secara tidak adil dapat mengancam rasa aman kita: Jika sesuatu yang buruk terjadi pada mereka, hal itu juga bisa terjadi pada kita.
Untuk menghindari pemikiran yang meresahkan ini, kita mungkin mengatakan pada diri sendiri bahwa korban pasti telah melakukan kesalahan dan selama kita tidak melakukan hal tersebut, kita akan terlindungi.
2. Mereka lebih berempati terhadap pelakunya
Menempatkan diri kita pada posisi korban dan mencoba melihat sudut pandang mereka dapat mengurangi rasa bersalah, misalnya kita mungkin lebih mampu memahami mengapa mereka tidak melawan atau segera melaporkan suatu kejadian.
Namun, berempati kepada korban tidak selalu merupakan sikap default seseorang, terutama jika mereka mempunyai lebih banyak kesamaan dengan pelaku atau bisa berhubungan dengan mereka dalam beberapa hal.
3. Mereka tidak memanusiakan korban
Korban kadang-kadang digambarkan dengan cara yang objektif, dengan gambar dan deskripsi yang berfokus pada penampilan dan pakaian mereka seolah-olah atribut fisik dapat menjelaskan atau membenarkan suatu serangan.
Penelitian telah menemukan bahwa penggambaran yang tidak manusiawi seperti ini dapat membuat korban dipandang kurang layak mendapatkan perhatian, sehingga membuat mereka lebih mungkin menjadi sasaran kesalahan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News