Ni Luh Made Dwi Indriati Abadikan Kisah Sampan Hismanto ke Dalam Buku

14 September 2023 22:30

GenPI.co - Ni Luh Made Dwi Indriati mengabadikan kisah sang guru, Sampan Hismanto ke dalam sebuah buku yang berjudul 'Sampan Hismanto Sang Maestro Tari - Panggungnya Tak Pernah Habis'.

Diketahui, buku tersebut berisikan tentang biografi mengenai perjalanan kisah maestro tari tradisional Sampan Hismanto yang telah berkarya selama lebih dari 50 tahun.

Menurut rilis yang diterima GenPI.co, Kamis (14/9), buku 'Sampan Hismanto Sang Maestro Tari - Panggungnya Tak Pernah Habis' dibagi menjadi tiga garis besar.

BACA JUGA:  Apresiasi Seniman, Mowilex Luncurkan Buku dan Cat Khusus Mural yang Artistik

Pertama membahas mengenai latar belakang Sampan Hismant, yang lahir di kota Solo, Jawa Tengah pada 11 Oktober 1925.

Pada bagian pertama ini, Sampan Hismanto diceritakan sebagai sosok seniman di Indonesia yang telah merintis kehidupan berkesenian di bidang tari dan karawitan Jawa sejak berusia 6 tahun.

BACA JUGA:  Universitas Pembangunan Jaya Rilis Buku UPJ Indonesia City Metrics, Jadi Acuan Mengembangkan Kota

Lalu pada bagian kedua membahas tentang perjalanan karier Sampan Hismanto melalui karya, panggung, prestasi dan penghargaan yang diraih.

Sampan Hismanto telah tampil di berbagai kesempatan di dalam negeri maupun luar negeri, termasuk Amerika Serikat, Eropa, Afrika, Asia dan Timur Tengah.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Buku Obor

Pada bagian kedua ini, dijelaskan pula mengenai Sampan yang dikenal sebagai pendiri Sanggar Kusuma Budhaya, Himpunan Seniman Muda Indonesia, dan Sampan Bujana Sentra.

Lalu bagian ketiga adalah soal penerus panggung-panggung Sampan Hismanto. Di seluruh bagian terdapat pemikiran sang maestro tentang Panggung Seni Tari.

Sampan Hismanto percaya bahwa panggung seni tari tradisional adalah sarana untuk mengekspresikan diri dan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat.

Semua itu dibuat oleh Ni Luh Made Dwi Indriati, yang kebetulan membagikan tips menulis untuk para pemula.

Wanita yang akrab disapa Wiwiek ini menyampaikan 10 hal yang selayaknya dilakukan untuk menulis buku untuk pertama kali.

Ada pun 10 hal tersebut adalah: Ide dan Gagasan Awal, Berkabar ke Keluarga, Sesuaikan Agenda, Narasumber dan Data, Biaya, Mentor, Cari Penerbit, Target, Peluncuran Buku dan Promosi.

"Karena banyak sekali menemukan hal baru yang bisa menjadi kendala, maka lakukan semua kegiatan dengan semangat dan gembira. Jangan banyak mengeluh, karena akan menghabiskan energi, waktu dan konsentrasi," ungkap Wiwiek.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co