GenPI.co - Mulai dari memberikan rasa aman hingga membiayai liburan terbaik, tidak dapat disangkal bahwa uang membawa serta kemewahan tertentu.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Social Indicators Research mengungkapkan bahwa status keuangan menjelaskan sekitar 10 persen perbedaan kepuasan individu terhadap kehidupan, dan hal ini merupakan hal yang signifikan.
Hal ini lebih dari sekedar pendapatan dan menekankan pentingnya pandangan holistik terhadap posisi ekonomi seseorang.
Namun, meskipun uang memang dapat meningkatkan perasaan aman dan memenuhi kebutuhan psikologis tertentu, uang tidak serta merta menjamin hubungan emosional atau hubungan romantis.
Dilansir Psychology Today, banyak orang kaya melaporkan bahwa sulit bagi mereka untuk menemukan cinta dan persahabatan.
Sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan di PNAS menemukan bahwa kekayaan dikaitkan dengan sikap santai terhadap perilaku tidak etis pada masyarakat.
Berdasarkan penelitian, berikut beberapa cara orang kaya secara tidak sengaja mengasingkan diri dalam hubungan dekat:
Sikap lemah terhadap aturan: Mereka lebih rentan melanggar hukum, contohnya saat mengemudi. Hal ini menunjukkan adanya keyakinan bahwa peraturan tertentu mungkin tidak berlaku bagi mereka.
Kompas etika yang miring: Pengambilan keputusan mereka mungkin lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada keadilan, yang dibuktikan dengan berbohong dalam negosiasi atau mendukung praktik-praktik yang meragukan di tempat kerja.
Dengan pertimbangan: Ada kemungkinan mereka mengambil barang berharga dari orang lain, yang mungkin mencerminkan kurangnya empati atau pemahaman.
Terlalu menekankan pada kemenangan: Baik dalam permainan atau skenario kerja, mereka mungkin melakukan apa saja, bahkan melakukan kecurangan, untuk memastikan mereka menjadi yang teratas. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News