GenPI.co - Pasangan calon presiden-calon wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD akan menaikkan gaji guru secara bertahap hingga menjadi Rp 30 juta.
Dalam buku visi, misi, dan program kerjanya, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menunjukkan komitmen mereka terhadap nasib guru.
Menurut Ganjar dan Mahfud MD, pendapatan guru dan dosen perlu ditingkatkan dan diperbaiki.
Dengan demikian, guru dan dosen bisa merasa sejahter. Caranya ialah dengan menyederhanakan proses sertifikasi, seperti yang diungkapkan dalam visi-misi pasangan Ganjar-Mahfud.
Ganjar dan Mahfud MD tidak memungkiri saat ini banyak guru yang menerima upah di bawah Rp 1 juta per bulan.
Ganjar sendiri sudah menunjukkan kepeduliannya terhadap nasib guru honorer saat dirinya menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah.
Dia berhasil meningkatkan upah guru honorer dengan menetapkan upah sebesar upah minimum kabupaten/kota (UMK).
Salah satu guru honorer di Tegal pun langsung merasakan dampak positif karena upahnya naik dari Rp 200 ribu menjadi Rp 2,3 juta per bulan.
Ganjar juga telah melakukan konsultasi dengan para ahli di bidang pendidikan dan keuangan untuk merancang rencananya.
Langkah itu diharapkan tidak akan memberatkan anggaran negara, terutama karena Indonesia sedang menghadapi bonus demografi.
Jika masalah upah guru tidak ditangani ketika era bonus demografi tiba, emampuan sumber daya manusia Indonesia tidak akan berkembang.
Indonesia bisa mengambil contoh dari negara-negara lain, seperti Luksemburg, Swiss, dan Australia yang membayar guru dengan upah yang jauh lebih tinggi.
Namun, para guru diwajibkan memenuhi standar yang ketat dan menjalani pelatihan yang intensif.
Meskipun ada kebijakan seperti Program Pendidikan Profesi Guru (P3K) di Indonesia, langkah lebih lanjut diperlukan agar para guru di Indonesia bisa mencapai tingkat kesejahteraan yang layak.
Oleh karena itu, kenaikan upah guru harus disertai dengan pelatihan, sertifikasi, dan peningkatan keseluruhan kualitas pendidik.
Secara keseluruhan, peningkatan upah guru bukan hanya untuk kepentingan para guru, melainkan juga masa depan pendidikan di Indonesia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News