BMKG: 15 Daerah di Indonesia Waspada Bencana Dampak Hujan

10 Februari 2024 13:30

GenPI.co - Sebanyak 15 daerah di Indonesia berstatus waspada terdampak bencana oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Belasan daerah ini meliputi Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan cuaca ekstrem yang semakin meningkat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.

BACA JUGA:  BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang

Maka dari itu, upaya kesiapsiagaan mesti ditingkatkan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Suwanto merujuk hasil analisis cuaca BMKG, setidaknya hingga periode 15 Februari 2024 curah hujan tinggi rata-rata berkisar 150 mm – 300 mm, dan bahkan berpotensi lebih dari itu.

BACA JUGA:  BMKG: Kota Besar di Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan

Di sisi lain, dampak hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi menyasar wilayah Maluku, NTT, Papua, Papua Barat, Bali, Aceh, Jawa Barat, dan Riau.

Selain itu, sejumlah kota seperti Surabaya dan Pangkal Pinang diprakirakan terjadi hujan petir pada siang hari.

BACA JUGA:  BMKG: Waspada Hujan dan Petir di Ibu Kota Provinsi di Indonesia

Sedangkan di Jambi, Banjarmasin, Makassar, Kendari, Palembang, diprakirakan hujan sedang pada siang hari.

Selanjutnya kota seperti Denpasar, Serang, Palangka Raya, Samarinda, Ambon, Mataram, Kupang, Jayapura, Manokwari, Mamuju, Medan, dan Gorontalo, diprediksi hujan ringan pada siang hari.

Adapun DKI Jakarta sebagian besar masih berpotensi terjadi hujan sedang-lebat pada pagi dan siang hari, berawan pada malam serta dini hari.

Di samping itu, Suwanto membeberkan hujan intensitas tinggi berdasarkan fakta kondisi dinamika atmosfer yang terpantau cukup signifikan.

Ini berasal dari adanya penguatan angin Monsun Asia dan aktifnya gelombang ekuator rossby - kelvin.

Menurut dia, fenomena ini sebagai faktor pembentuk awan hujan, pola belokan angin, dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia.

“Informasi ini hasil pengamatan sainstifik maka mesti direspons dengan semangat meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi oleh semua pihak untuk meminimalisir risiko dampak bencana,” jelas dia.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co