Miris! Kapolres Sebut Santri di Kediri Dianiaya Berulang Kali Sebelum Akhirnya Meninggal

01 Maret 2024 09:40

GenPI.co - Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji membeberkan santri pondok pesantren di Kediri yang meninggal dianiaya berkali-kali.

Hal ini terungkap saat Polres Kediri Kota menggelar rekonstruksi dalam kasus penganiayaan santri PPTQ Al Hanifiyyah, di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, berinisial BM (14).

Kapolres menjelaskan rekonstruksi itu dilakukan di tiga lokasi kejadian, yakni tempat kejadian perkara (TKP) pertama 3 adegan, TKP kedua ada 12 adegan, dan TKP ketiga ada 40 adegan.

BACA JUGA:  6 Oknum TNI Jadi Tersangka Penganiayaan Sukarelawan Ganjar-Mahfud

"Itu sekitar 3 waktu, yakni tanggal 18 Februari, 21 Februari dan 22 Februari 2024 sampai 23 Februari dini hari," kata dia, dikutip Jumat (1/3).

Kapolres membeberkan keempat tersangka, yakni AF (16) asal Denpasar Bali, MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Kabupaten Nganjuk, dan AK (17) asal Surabaya, berperan dalam penganiayaan santri ini sehingga menyebabkan korban meninggal.

BACA JUGA:  Santri Ponpes di Kediri Meninggal Diduga Dianiaya, 4 Kakak Kelas Ditangkap

Menurut dia, lokasi penganiayaan santri BM ini terjadi di dalam Ponpes Al Hanifiyyah di 3 lokasi berbeda.

Setelah dianiaya, korban lalu dibawa ke puskesmas, tetapi dokter yang memeriksa korban dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (23/2) pagi.

BACA JUGA:  Kemenag Sebut Ponpes di Kediri Tempat Santri Meninggal Dianiaya Tak Miliki Izin

Kapolres menjelaskan dari dokter yang memeriksa mengungkapkan di tubuh korban ditemukan luka pada anggota tubuh bagian atas.

"Untuk penganiayaan sementara menggunakan tangan kosong. Benda tumpul yang ini sesuai dengan keterangan yang diterima terjadi luka di tubuh korban," ungkap dia.

Pihaknya menambahkan dari keterangan para tersangka modus penganiayaan santri ini karena kesalnya senior ke junior.

Selain itu, penganiayaan ini dipicu salah paham antara korban dengan para tersangka sekaligus seniornya di ponpes.

"Sementara lebih ke arah kesalnya senior ke junior. Ada hal lain yang membuat salah paham di lingkungan pesantren itu," papar dia.

Sebagai informasi, Polres Kediri Kota memeriksa 9 orang saksi terkait meninggalnya santri di Kediri ini.

Ini termasuk pengasuh pesantren, tetapi saat pemanggilan dia tidak datang.

"Jadi, pengasuh pondok pesantren yang ikut mengantarkan jenazah pada hari H saat ini sudah kami monitor sedang koordinasi dengan keluarga korban di Banyuwangi. Dalam waktu dekat kami akan adakan pemeriksaan khususnya yang langsung saat itu mengetahui, menyaksikan dan mengantarkan ke Banyuwangi," jelas Kapolres.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co