Ini Penyebab Kecelakaan Lion Air 26 Oktober 2018 Silam

26 Oktober 2019 13:13

GenPI.co - Setahun lalu, Maskapai Lion Air  RUte Jakarta-Pangkal Pinang dengan nomor body  JT 610 jatuh di Laut Jawa dekat Karawang.  Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun telah merilis hasil investigasi kecelakaan pesawat berjenis Boeing 737 Max registrasi PK-itu pada Jumat (25/10).

Ada sembilan faktor (contributing factors) penyebab kecelakaan yang terjadi pada 29 Oktober 2018 itu. KNKT menyebut, salah satunya disebabkan oleh Angle of Attack (AOA). Kondisi ini adalah sensor pengganti mengalami kesalahan kalibrasi yang tidak terdeteksi pada saat perbaikan sebelumnya.

BACAHari Kedua Operasi Zebra Jaya, Ribuan Kendaraan Ditilang

Hasil  investigasi KNKT menemukan, ada kerusakan indikator kecepatan dan ketinggian di pesawat PK-LQP tanggal 26 Oktober 2018 dalam penerbangan dari Tianjin, China ke Manado. Setelah itu terjadi sejumlah kerusakan di Indonesia dan mengalami beberapa perbaikan secara berulang. Tanggal 28 Oktober 2018 Angle of Attack (AOA) sensor kiri diganti di Denpasar, Bali.

KNKT menemukan AOA sensor pengganti yang terpasang di pesawat JT 610, sebelumnya dipasang pada pesawat Malindo. Sementara  AOA sensor yang rusak bekas pesawat Malindo tersebut sempat dikirim ke Florida, Amerika Serikat.

Hanya saja diduga saat perbaikan tidak sesuai standar. Meskipun bisa digunakan tetapi tetap ada kelemahanya.

Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ony Soerjo Wibowo menjelaskan, AOA sensor yang rusak tersebut kemudian dikirim untuk diperbaiki di Florida, Amerika Serikat.

"Pihak Amerika mengerjakan tidak menggunakan alat yang direkomendasikan oleh manufaktur. Tapi bisa dipakai dan sah," papar dia.

BACA JUGA: 

Sementara itu,  Ketua Sub Komite Investigasi Penerbangan Nurcahyo Utomo mengatakan, AOA sensor kiri yang dipasang mengalami deviasi sebesar 21 derajat yang tidak terdeteksi pada saat diuji setelah dipasang.

Deviasi itu kemudian  mengakibatkan perbedaan penunjukan ketinggian dan kecepatan antara instrument kiri dan kanan di cockpit. Stick shaker juga diaktifkan dan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) saat melakukan penerbangan dari Denpasar ke Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co