Jejak Sardjito dari Rektor UGM Kini Ditetapkan Pahlawan Nasional

08 November 2019 20:05

GenPI.co - Indonesia memiliki banyak tokoh berjasa dalam bidang kesehatan, salah satu diantaranya adalah Prof. Dr. Sardjito yang kini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Sardjito yang lahir di Desa Purwodadi Kabupaten Magetan, Madiun Jawa Timur, 13 Agustus 1891, ini merupakan merupakan salah satu pendiri sekaligus rektor pertama Universitas Gadjah Mada pada1950-1961.

Sardjito yang namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) di Yogyakarta itu berjasa bagi bangsa Indonesia lewat kiprahnya dalam peperangan dengan membantu pengobatan darurat bagi para gerilyawan pada masa penjajahan.

BACA JUGA: Prof KH Abdul Kahar Muzakir Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Sardjito juga merupakan salah satu tokoh pendiri Palang Merah Indonesia (PMI) dan tokoh farmasi. Ia adalah tokoh pembuat obat tradisional dan modern.

Ia mendapat amanat pemerintah Indonesia untuk mengambil alih Institut Pasteur yang merupakan bentukan Belanda dan menjadi Kepala Palang Merah Indonesia (PMI) Bandung. Didirikan pada 9 September 1945, PMI itu merupakan yang pertama didirikan di Indonesia.

Dalam masa revolusi fisik dan penuh dengan keterbatasan, Sardjito menyuplai obat-obatan berbagai vaksin serta bervitamin dari Pasteur Bandung ke Klaten dan masuk Yogyakarta.

Kala itu, Sardjito juga sempat menciptakan makanan ransum bernama Biskuit Sardjito untuk para tentara pelajar yang sedang berjuang di medan perang.

BACA JUGA: Aktor Pong Kumpul Tekenan, Dukung Usmar Ismail Pahlawan Nasional

Selain biskuit, guru besar Fakultas Kedokteran UGM, Prof Sutaryo, menyebutkan, Sardjito juga membuat nasi aking sebagai bekal bagi para pejuang.

"Bahkan salah satu pejuang yang kini tinggal di Lempuyangan, Yogyakarta, masih hidup. Menurut pengakuannya kalau sudah makan nasi dan nasi aking maka seharian tidak lapar," kata Sutaryo.

Sardjito juga mendirikan RS Darurat PMI dan melalui rumah sakit yang dibangunnya, ia pun melakukan penyelundupan senjata untuk pejuang-pejuang kemerdekaan.

Tidak hanya berjasa bagi bangsa Indonesia lewat kiprahnya dalam peperangan dengan membantu pengobatan darurat dan pembuatan obat bagi para gerilyawan pada masa penjajahan, riset serta penelitiannya di bidang kedokteran pun turut andil dalam perkembangan medis di dunia.

Selain menjadi rektor UGM, Sardjito juga tercatat pernah menduduki jabatan sebagai Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) pada 1964-1970.

Berkat tangan dingin Sardjito, UII dapat menjadi perguruan tinggi swasta pertama dengan status disamakan. Status tersebut merupakan status tertinggi bagi perguruan tinggi swasta di era 60-an. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co