Gempa Maluku Akibat Tekanan 2 Sisi Lempeng, Ini Penampakannya...

18 November 2019 15:00

GenPI.co - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan gempa yang berpusat di Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara yang sebelumnya tercatat dengan magnitudo 7,4 menjadi 7,1.

Gempa yang terjadi Kamis (14/11) pukul 23:17:43 WIB tersebut terjadi di lokasi 1.67 LU, 126.39 BT atau kira-kira 137 kilometer Barat Laut Jailolo-Maluku Utara pada kedalaman 73 kilometer.

BACA JUGA: Tetangga Novel Baswedan Blak-blakan: Matanya Jadi Putih Semua...

Pascagempa utama itu, BMKG telah merekam sebanyak 288 gempa susulan, 11 gempa di antaranya dirasakan, gempa susulan terkecil bermagnitudo 2,6, sementara terbesar bermagnitudo 6,1.* 

Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Edward H Mengko mengatakan bahwa Lempeng Laut Maluku yang menjadi pusat gempa Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara dengan magnitudo 7,1 ditekan lempeng lainnya dari dua sisi.

BACA JUGA: Merakyat! Sumpah Lucu Banget Lihat Pak Jokowi Naik Kereta Kelinci

"Dari arah timur ditekan oleh Lempeng Halmahera, sementara dari arah barat ditekan oleh Lempeng Sangihe dan Lempeng Laut Sulawesi," ungkap Edward di Manado, Senin (18/11).

Lempeng Laut Maluku kemudian mensubduksi (menujam ke bawah) kedua lempeng laut itu.

BACA JUGA: Veronica Tan, Mantan Istri Ahok Menjadi Harapan Mimpi Anak Rusun

Akumulasi tekanan lempeng dari dua sisi itu menyebabkan batuan pecah dan energi akibat tekanan yang terakumulasi dilepaskan dalam bentuk gempa.

"Ketika terlepas energi yang cukup besar dalam bentuk gempa bumi, kejadian berikutnya lempeng-lempeng itu terus melepaskan energi dalam bentuk gempa susulan agar batuan di sekitaran pusat gempa bisa mencapai kestabilannya," ujarnya.

BACA JUGA: Mas Nadiem Makarim, Pendidikan Lumpuh Jika Honorer Mogok Massal

Kestabilan bukan berarti gempa betul-betul berhenti, karena secara alamiah lempengan tektonik masih terus bergerak, tetapi setidaknya ada periode normal di mana frekuensi kejadian gempa bumi akhirnya jauh menurun, menjadi normal seperti sebelum kejadian gempa utama.

"Kejadian gempa bumi susulan setelah gempa dengan kekuatan signifikan adalah hal yang normal," tutupnya.(*)


 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co