GenPI.co - Fazlur (35), penyandang disabilitas melakukan aksi seorang diri di kantor Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Jakarta Pusat.
Ia menuntut kejelasan regulasi terkait pendampingan petugas penyandang disabilitas saat akan menggunakan kendaraan umum.
BACA JUGA: Penyandang Disabilitas Bebas dari Aturan Ganjil Genap
Fazlur membawa tongkat pemandu jalannya dan membawa karton yang bertuliskan "Jelang Hari Disabilitas Internasional Memang Layak Saya Dibilang Terburu-buru Kereta KCI, Disabilitas Layak Dapat Stigma, #lelah".
"Menjelang Hari Disabilitas Internasional banyak yang sibuk dengan euforia. Tapi mengingat apa yang terjadi 17 November malam itu. Saya hampir digilas kereta menuju Bekasi," kata pria yang tunanetra sejak lahir itu.
Fazlur diketahui mengalami kejadian tidak menyenangkan pada Minggu (17/11) karena terjatuh di antara celah peron dan kereta akibat petugas yang lalai dalam mendampinginya.
Fazlur mendapatkan pendampingan dari petugas namun instruksi yang diberikan tidak dengan mudah dipahami oleh dirinya yang tidak dapat melihat secara visual.
"Dia itu cuma bilang naik, dia tidak bilang naik itu naik apa? Naik tangga atau apa? Saat itu tongkat pemandu saya sudah saya lipat jadi saya tidak tahu sejauh apa jarak saya dengan tujuan yang saya naiki," kata Fazlur.
BACA JUGA: LRT Jakarta Utamakan Layanan Ramah Penyandang Disabilitas
Usai melangkah mengikuti instruksi petugas yang meninggalkannya di depan peron, seluruh badan Fazlur terjatuh di antara celah peron dan kereta.
Pria yang akrab dipanggil Alun itu kemudian panik. Kepanikannya semakin bertambah ketika mendengar imbauan pintu kereta akan ditutup dan penumpang lain berteriak minta tolong.
Tidak lama seseorang mengangkat badannya dan langsung memasukan Alun ke gerbong kereta tanpa menenangkan dirinya terlebih dahulu.
"Sampai di kereta saya cari kursi sendiri, saya rasa perih di kaki saya, punggung saya. Lucunya saya dikasih kayu putih," kata Alun.
Alun mengatakan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) telah mendatanginya untuk meminta maaf namun sayangnya tidak ada itikat pendampingan psikologi usai kejadian buruk menimpa Alun.
"Saya terima permintaan maaf mereka, tapi saya akan tuntut KCI karena regulasinya bagi para penyandang disabilitas seperti saya sering terabaikan," tuturnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News