Soeharto Pemberani, Sniper Dilawan Tanpa Rompi Antipeluru

24 Desember 2019 09:00

GenPI.co - Mendiang Soeharto rupanya sosok yang pemberani. Saat nyawanya terancam, dia enggan memakai helm dan rompi antipeluru.Sniper di Sarajevo pun jiper melihat aksi Soeharto.

Hal itu terungkap dalam buku dalam buku Pak Harto, The Untold Stories. Buku itu ditulis mantan Komandan Grup A Pasukan Pengaman Presiden, Sjafrie Sjamsoeddin, 

BACA JUGA: Cucu Soeharto Tampan Memikat, Bedak Langsung Luntur

Soeharto mengunjungi Sarajevo pada 1995. Saat itu, Sarajevo sedang perang. Suara tembakan terdengar dimana-mana. Sniper menembak siapa pun yang dianggap musuhnya. 

Dalam bukunya, Sjafrie menyebut bahwa saat Soeharto datang, ada pesawat yang ditembaki.

Pesawat yang ditembaki itu mengangkut utusan khusus PBB, Yasushi Akashi yang akan pergi ke Bosnia.

Bukannya ngeri, Soeharto malah membiarkan dirinya tak terlindungi. Tawaran pemakaian helm dan rompi antipeluru ditolaknya  mentah-mentah.

BACA JUGA: Ngeri! Ramalan Mendiang Soeharto tentang Indonesia Jadi Kenyataan

"Ini tempat duduk, di bawahnya sudah dikasih antipeluru, belum?" tanya Soeharto kepada Sjafrie.

Sjafrie kemudian menjawab, semua bagian sudah ditutup dengan lapisan antipeluru. 

Sjafrie kemudian duduk di kursi depan Soeharto. Dia memegang rompi dan helm.

"Helmnya nanti masukkan ke Taman Mini ya! Nanti helmnya masukkan ke (museum) Purna Bhakti. Rompi itu cangking (bawa, Red) saja. Kamu cangking saja," ucap Soeharto.ujar Soeharto.

Sjafrie hanya bisa pasrah, Dia pun menaati perintah Soeharto.

Menjelang pesawat mereka mendarat di Sarajevo, Sjafrie menyaksikan pemandangan yang membuatnya merinding.

Pemandangan yang membawa kengerian itu terlihat di sniper valley. Itulah tempat para sniper Sarajevo berkumpul. Mereka tak segan menembak siapa pun yang melintas.

Dari jendela pesawat, terlihat ada senjata laras panjang berpeluru kaliber 12,7 mm. Menurut Sjafrie, senjata semacam itu biasa digunakan untuk menembak jatuh pesawat terbang.

Senjata tersebut terus berputar mengikuti pesawat yang ditumpanginya bersama Soeharto.

Sjafrie tak ingin membuat Soeharto ngeri. Perihal itu baru diberitahukan enam jam kemudian.

Soeharto tidak terlihat gelisah. Dia justru tetap bersikap tenang. Tak ada rasa ngeri yang diperlihatkan.

Soeharto akhirnya dijemput pasukan PBB yang sudah menyiapkan VAB, Panser buatan Prancis. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co