Kansoda’a Diperkenalkan di Pembukaan Wakatobi Wave 2018

11 November 2018 19:26

Kabupaten Wakatobi dikenal dengan alamnya yang eksotis. Tapi Wakatobi juga punya budaya yang keren. Kekayaan budaya itu disajikan dalam pembukaan Wakatobi Wonderful Festival and Expo, alias Wakatobi Wave 2018. Salah satu budaya yang ditampilkan adalah Kansoda’a.

Pembukaan Wakatobi Wave 2018 digelar di Lapangan Merdeka, Minggu (11/11). Hadir dalam kesempatan itu Asisten Deputi Strategi Komunikasi Pemasaran I Kementerian Pariwisata Hariyanto, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, dan Bupati Wakatobi Arhawi.

Event ini diawali dengan karnaval budaya. Sejumlah kecamatan, dinas, dan institusi di Wakatobi ambil bagian dalam karnaval.

Namun, yang paling ditunggu adalah prosesi adat Wakatobi, Kansoda’a. Kegiatan yang dilakukan setahun sekali. Dalam Kansoda’a, para wanita didandani dengan pakaian adat. Lengkap dengan aksesoris berwarna cerah.

Para perempuan belia itu duduk di atas tandu kayu berukuran besar dan diarak. Sepanjang jalan mereka akan bernyanyi dan berteriak-teriak.

Tak hanya itu, mereka juga mengguncangkan tandu ke segala arah. Seakan-akan, bobot tandu ringan. Sementara perempuan yang mereka angkat tidak boleh menunjukkan rasa takut sebagai simbol kedewasaan.

Baca juga: Wakatobi Memukau Wisman

Atraksi ini sangat menyita perhatian. Bahkan, Asisten Deputi Strategi Komunikasi Pemasaran I Kementerian Pariwisata Hariyanto memberikan acungan jempol.

“Ada keunikan dan kearifan lokal dari acara ini. Ini sangat penting sebagai 100 Calendar of Event. Dan, itulah ciri dari pariwisata,” paparnya.

Menurutnya yang harus dilakukan Wakatobi sekarang adalah memetakan wisatawan.

“Kalau wisatawan nusantara, saya rasa sudah melebihi target. Kalau wisatawan mancanegara, sudah sekitar 300.000. Yang harus dilakukan adalah mengetahui karakter wisatawan yang pas. Misalnya, Manado cocok buat wisatawan Tiongkok. Sedangkan Wakatobi sepertinya cocok untuk wisatawan Eropa dan Amerika. Karena bagus untuk snorkling,” paparnya.

Selain itu, Haryanto mengatakan Wakatobi Wave tepat untuk memperkenalkan destinasi destinasi lain. 

Sedangkan Bupati Wakatobi H Arhawi  mengatakan keindahan alam dan bawah laut Wakatobi tidak diragukan. Tapi,  Wakatobi juga punya kekayaan budaya yang tidak kalah cantik.

“Masyarakat Wakatobi sangat antusias dengan pariwisata. Antusias masyarakat adalah bukti jika Wakatobi siap bertransformasi menjadi daerah budaya,” paparnya. 

Arhawi pun menilai pariwisata berimbas sangat positif terhadap pembangunan. 

“Dampak yang paling terasa, angka kunjungan wisatawan tumbuh positif. Pembangunan infrastruktur juga terasa. Seperti pembangunan Bandara Matahora, pelabuhan ferry, jalan, dan objek daya tarik wisata. Ini dampak penetapan Wakatobi jadi destinasi prioritas. Wakatobi kini bukan hanya kebanggaan warganya saja. Tetapi juga kebangaan Indonesia,” katanya.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co