Merengkuh Manisnya Cintamu, Hingga Akhir Hayat...

09 Januari 2020 17:15

GenPI.co - Aku bertemu gadis itu ketika kuliah. 

Kenal, cocok, ada kedekatan emosional dan kami pun bersahabat. 

Aku masih berumur 20, dan dia 18. Kami sering menghabiskan waktu bersama. 

BACA JUGA: Strategi Menhan Prabowo Sangat Cool, Ternyata Ini Situasi Natuna

Kami sama-sama saling menyukai, tapi tidak pernah secara formal menganggap diri kami berpacaran.

Karena kami sama-sama ingin bebas dan menikmati masa muda kami. 

Kami berdua juga pernah menjalin hubungan dan putus dengan orang lain, kami saling bercerita tentang mantan pacar kami dan kami biasa saja. Tidak ada perasaan cemburu satu sama lain. 

BACA JUGA: China Bikin Repot di Laut Natuna, Presiden Jokowi Bicara Tegas...

Pernah ada berpikir untuk menjalin hubungan, tetapi karena kami masih ingin hidup bebas, kami memutuskan untuk tidak menjalin hubungan dengan serius. 

Dan kami sangat bahagia hingga saat itu, hingga kedua adiknya meninggal.

Sebuah kecelakaan mobil. Adiknya masih umur 14 dan 16 tahun. Mereka meninggal karena kecelakaan tersebut. 

Meninggal saat sudah sampai di rumah sakit. 

BACA JUGA: PDI Perjuangan Tolak KPK Geledah Kantor DPP, Ini Alasannya...

Temanku benar-benar hancur. Ayahnya pun lebih pilu lagi, karena memutuskan untuk mati dengan tidak makan berhari-hari. 

Akhirnya, dia memutuskan untuk menjaga ayahnya, dan untuk sejenak memutuskan semua hubungan dengan teman-teman di kota, termasuk aku. 

Kami pun tidak bertemu selama 2 tahun.

BACA JUGA: Amerika vs Iran Siap Perang, Presiden Jokowi Nekat ke Abu Dhabi?

Kami bertemu lagi, dan dia benar-benar berbeda. 

Dulu dia orang yang paling ceria, terbuka, dan positif yang pernah aku kenal. 

Sekarang dia lebih diam, nampak sedih, dan juga lebih bijaksana. 

Hal yang ingin kulakukan saat itu adalah hanya ingin bersama dengannya saja, membantu melewati masa sulitnya, membantunya untuk merasa lebih baik. 

Karena melihat keadaannya seperti membuatku benar-benar sedih. 

BACA JUGA: Presiden Jokowi Pandang Laut Natuna, Kapal China Langsung Ngacir

Mungkin di saat inilah aku mulai serius merasakan cinta dengannya.

Beberapa saat usai aku merasa telah siap, aku bilang saja bahwa aku cinta dengannya, dan aku ingin bersama dengannya. 

Namun dia menolak, dia merasa tidak ingin menjalani hubungan serius sekarang. Mungkin beberapa tahun ke depan atau mungkin saja tidak akan pernah. 

Dia merasa mungkin tidak pernah bisa lagi merasakan terbuka secara emosional kepada orang lain. Jadi, dia memutuskan untuk meminta tidak bertemu dulu terutama denganku. 

BACA JUGA: Wow... Kekuatan AL China vs Indonesia: Bak Langit dan Bumi

Dia bilang bahwa dia masih ingin mencari bagaimana untuk hidup di dunia, yang di mana dia sudah tidak bertemu kedua adiknya lagi.

Dia memintaku untuk memberinya waktu, dan aku bilang tentu saja akan kuberikan apa yang dia mau. 

Dia bilang bahwa bahagia ketika kami bersama, Aku pun bilang juga bahwa bahagia bersamanya. 

Akhirnya, terjadilah perjanjian kami berdua. Aku saat itu sudah berumur 25 dan dia 23 tahun. 

Kami berjanji jika aku sudah berumur 32 dan dia berumur 30, jika dia sudah bisa merelakan kepergian adik-adiknya dan 'sembuh'.

Serta dia saat itu masih single dan aku pun begitu, maka kami berjanji akan menikah. 

Setelah perjanjian itu, kami berpisah lagi. Dia pindah ke Wyoming dan aku pindah ke Jerman.

Tahun-tahun pertama setelah berpisah, kami tidak kontak sama sekali. 

Namun kami akhirnya saling berkirim surat. Berkali-kali saling menulis surat. 

Kami juga saling mengirimkan buku yang mungkin kami sukai. Tahun berlalu, dan kami semakin dekat.

Ketika berumur 30, dengan sedikit bercanda aku mengingatkan kembali perjanjian kami. Aku mengaku belum jatuh hati dengan wanita lain (aku tidak bilang padanya, aku tidak bisa jatuh hati pada wanita lain karena selalu membandingkan wanita lain dengannya, dia benar-benar paling sempurna).

Dia juga mengaku bahwa belum jatuh hati ke orang lain. Dia sepertinya sangat serius dengan perjanjian ini. Dia juga telah bisa merelakan kepergian adiknya. 

Setahun kemudian, dia minta untuk bertemu dan berjalan bersama, untuk melihat apakah kami masih ada chemistry.

Dia telah menetap di California dan aku juga telah menemukan pekerjaan di sana. Aku memang selalu ingin tinggal di California.

Aku melamar dia enam bulan kemudian. Dia tersenyum dan bilang, "Dasar curang!" karena baru beberapa bulan lagi dia berumur 30. 

Kami akan menikah di hari ulang tahunnya. Beberapa bulan mungkin tidak akan terasa.

Baiklah aku menangis ketika menulis cerita ini. Akan aku akhiri di sini. Cukup. Aku tak kuasa membendung rasa ini.

Dia meninggal.

Inilah akhir cerita pilu ini.

Dia ditabrak oleh pengemudi mabuk. Dirawat di ICU selama dua hari hingga akhirnya menyerah.

Aku pergi ke pemakamannya

Bertemu dengan ayahnya dan bicara sesuatu yang tidak aku ingat sudah.

Aku sudah tidak pernah mengetahui kabar ayahnya

Sudah empat tahun berlalu.

Sekarang aku sedang menjalankan terapi, agar bisa merasakan 'sesuatu' lagi.

Aku hanya merasakan kekosongan dan perasaan marah tanpa akhir.

Sekarang aku bisa merasakan ketika dia kehilangan adiknya

Dia bisa sembuh. Aku juga pasti bisa melewati ini.

Dia pasti juga ingin aku melewatinya.

Sudah. Selesai. Dan aku benci cerita ini.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co