Bertabur Kue Keranjang, Begini Sejarah Cap Go Meh 

07 Februari 2020 13:12

GenPI.co - Cap Go Meh merupakan perayaan yang menjadi tradisi orang Tionghoa. Dirayakan dua minggu setelah memperingati tahun baru Imlek. 

Adapun Cap Go Meh dan Imlek merupakan perayaan yang berbeda. Imlek tahun ini dirayakan pada 25 Januari, dan Cap Go Meh pada Sabtu, 8 Februari.

Imlek dirayakan dengan cara sembahyang, dengan mendatangi kelenteng untuk memanjatkan doa untuk keselamatan dan keberkahan di tahun yang akan datang.

Setelah sembahyang, keluarga akan berkumpul dan menyantap hidangan bersama.

Berbeda dengan Imlek, Cap Go Meh bagi keturunan Tionghoa biasanya akan membawa persembahan berupa kue keranjang. 

BACA JUGA: Cap Go Meh 8 Februari, Ada 3 Kegiatan Wajib Sarat Makna

Selain itu, ada sembahyang kue keranjang yang berarti mengucap syukur dan meminta keselamatan dari dewa. Perayaan ini akan diadakan begitu meriah.

Cap Go Meh merupakan istilah dari dialek Hokkian, jika diartikan yaitu perayaan 15 hari atau malam setelah tahun baru. 

Adapun Cap berarti 10, Go berarti 5, dan Meh artinya malam.  

Perayaan Cap Go Meh ini sebagai bentuk penghormatan terhadap Dewa Thai Yi yakni dewa tertinggi di langit pada zaman dinasti Han (206 SM - 221 M).

BACA JUGA: Besok Perayaan Cap Go Meh, Ada Barongsai & Hujan Sepeda di Ancol

Pada zaman dahulu, Cap Go Meh dilakukan dengan sangat tertutup. Hanya untuk kalangan istana, dan masyarakat awam belum mengenal tradisi ini. Cap Go Meh dilakukan ketika malam hari, lampion harus selalu disediakan disepanjang jalan. 

Lampion sendiri menandakan kesejahteraan anggota keluarga. 

Ketika pemerintah Dinasti Han berakhir, baru lah Cap Go Meh mulai dikenal oleh masyarakat luas hingga sekarang. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co