Wahai Pasutri Hidup Tak Selamanya Indah, Baca Deh Critical Eleven

19 Februari 2020 14:56

GenPI.co - Novel Critical Eleven membeberkan kisah cinta Anya dan Ale yang mulai bersemi saat keduanya berjumpa di pesawat, dalam perjalanan Jakarta menuju Sydney, Australia.

Dari perkenalan singkat ini lah muncul istilah critical eleven, istilah yang berasal dari dunia penerbangan.

Dalam dunia penerbangan, terdapat istilah critical eleven. Istilah tersebut mengenai kritis selama 11 menit didalam pesawat. Yaitu 3 menit setelah lepas landas (takeoff) dan 8 menit sebelum pendaratan (landing).

Disebut saat kritis, karena secara statistik sebanyak 80 persen kecelakaan yang terjadi pada pesawat, disebabkan oleh masalah menit- menit pada awal dan akhir suatu penerbangan. 

BACA JUGA: End of Days, Buku yang Tahun 2008 Ramalkan Corona

Dalam buku novel setebal 339 halaman ini mencerita masa kritis tersebut, tapi dikaitkan dengan kisah percintaan romantis antara pernikahan Anya dan Ale.

Keduanya yang secara tidak sengaja bertemu dalam pesawat. 

Kedua pasangan berbahagia ini sangat menikmati pernikahan mereka, hingga akhirnya sebuah masalah terjadi, bayi dalam kandungan Anya meninggal dunia.

Ale yang memiliki karakter yang sangat keras, sangat terpukul. Berbeda halnya dengan Anya. Dalam buku tersebut sosoknya tampak lebih bisa tenang dibandingkan Ale.

BACA JUGA: Mengenal Bambang Pamungkas di Pride, Kutipan Bab 2 Buat Merinding

Jika pada awalnya, Ale merupakan pria penuh perhatian dan kasih sayang penuh pada Anya, mendadak berubah semenjak kejadian tersebut. 

Suami Anya menjadi lebih banyak diam, dan menyibukkan diri dengan berbagai pekerjaanya, agar bisa melupakan sosok Aidan yakni nama calon anak mereka berdua.

Sementara Anya, ia berusaha dikuatkan oleh para sahabatnya yakni Agnes, Tara, dan Donny. 

Sebagai seorang sahabat tentu yang dilakukan adalah saling mendukung. Namun, perasaan tersebut berubah setelah Donny memberikan perhatian kepada Anya lebih dari seorang teman dekat. 

Dalam buku Critical Eleven ini, terdapat banyak pesan yang ingin disampaikan oleh Ika Natassa mengenai kehidupan lebih lanjut setelah pernikahan.

Ia menuliskan cerita dan relevansinya dengan realita yang penah sang penulis ketahui. Semua itu dibeberkan dalam alur cerita yang cukup maju mundur. Intinya, bahwa kehidupan pasangan suami istri (pasutri) itu tak selamanya indah.

Buku terbitan PT Gramedia Pustaka Utama ini menjadi best seller selama 2 tahun (2015- 2017). Tak hanya itu saja pada tahun 2017, buku ini diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co