Mantan BIN Bicara Virus Corona: Sebaiknya Meniru Singapura

05 Maret 2020 07:50

GenPI.co - Mantan Ketua Dewan Informasi Strategis dan Kebijakan (DISK) Badan Intelijen Negara (BIN) Dradjad H Wibowo, punya sejumlah saran untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajaran pemerintah dalam menghadapi wabah virus corona atau COVID-19. 

BACA JUGA: China Gunakan Ramuan Tradisional Ini untuk Lawan Virus Corona

Dradjad menyebutkan, bahwa sebaiknya pemerintah meniru cara Singapura dalam mengatasi penyebaran virus asal Wuhan, China itu.

Menurut Dradjad, Singapura memang tak seluas Indonesia. Selain itu, negeri pulau tersebut memiliki PDB per kapita sangat tinggi dan dikenal sebagai salah satu negara dengan fasilitas kesehatan terbaik di dunia.

BACA JUGA: Virus Corona Luar Biasa, Tetapi Ini yang Lebih Berbahaya...

Kendati demikian, tidak ada salahnya meniru langkah Singapura itu dalam menghadapi penyebaran coronavirus. 

"Tidak ada salahnya Indonesia mencoba semaksimal mungkin langkah-langkah Singapura," ungkap Dradjad melalui layanan pesan, Rabu (4/2).

BACA JUGA: Selain Banyak Pemasukan, 4 Zodiak Ini Sangat Beruntung

Dradjad pun memerinci langkah-langkah Singapura yang bisa ditiru Indonesia. 

Pertama, Dradjad menjelaskan, Singapura tidak hanya menangani penyebaran COVID-19 secara medis, tetapi juga mengelola informasi dengan ketat, akurat dan transparan.

BACA JUGA: Luar Biasa... 4 Bahan Makanan Ini Ampuh Cegah Virus Corona

"Tujuannya adalah mencegah ketakutan dan kepanikan, karena kedua faktor itu bisa merusak banyak hal," ungkapnya.

Peraih gelar M.Ec dari University of Queensland dengan tesis soal ekonomi kesehatan tentang pencegahan penyakit menular itu menambahkan, jika pemerintah mengelola informasi informasi COVID-19 secara akurat dan terbuka, masyarakat bisa dengan mudah tahu tentang klaster berisiko tinggi. 

BACA JUGA: Wahai Pria... Lakukan 3 Sentuhan Ini Agar Wanita Terpesona 

Dradjad mengimbau, pemerintah bisa memberikan informasi kasus secara terbuka, tetapi tetap konsisten menjaga kerahasiaan pasien.

"Singapura menyebut pasien dengan Case 1, Case 2 dan seterusnya. Riwayat kontak dan penularan antar-kasus maupun kesembuhannya diinformasikan secara terbuka," ungkap Dradjad.

BACA JUGA: Indonesia Fokus Virus Corona, Kapal Asing Mencuri Ikan di Natuna

Kedua, otoritas Singapura melakukan pemeriksaan sangat ketat terhadap setiap orang yang masuk ke wilayanya, baik melalui darat, laut maupun udara. 

Tujuannya adalah meminimalisasi masuknya COVID-19 dari luar negeri.

Akan tetapi, menurut Dradjad, bahwa isoliasi itu memang jauh lebih sulit diterapkan di Indonesia yang memiliki wilayah luas. 
Meskipun begitu, Indonesia harus memperbaiki celah untuk menutup kemungkinan pembawa COVID-19 masuk dari luar negeri.

"Dengan kasus yang sudah muncul sekarang, harus diakui bahwa pemeriksaan di bandara ataupun pelabuhan yang kita lakukan masih bolong-bolong. Ini perlu diperbaiki," jelasnya.

Ketiga, menurut Dradjad, pemerintah harus meninjau ulang alokasi dana yang tidak mendesak. 

Misalkan rencana alokasi anggaran untuk influencer dan buzzers yang mencapai Rp 72 miliar, sebaiknya diprioritaskan untuk memperkuat sektor medis seperti laboratorium.

"Ingat, kecepatan konfirmasi laboratorium berperan sangat krusial dalam penanganan kasus. Rumah sakit juga perlu disediakan dana cukup agar mereka tidak perlu khawatir dengan pembiayaan BPJS," pungkas Dradjad.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan
corona   virus corona   china   bin   singapura   depok   covid-19   wuhan   hubei  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co