Dominasi Turis Australia Bergeser ke China, Nasib Wisata Bali? 

14 Maret 2020 00:17

GenPI.co - Kunjungan asal negara wisatawan asing ke Bali telah bergeser, semula didominasi orang asal Australia kini menjadi turis China.

Lalu bagaimana nasib Bali di saat China tengah berjuang melawan wabah virus corona? 

Diketahui, Pemerintah Indonesia juga melarang semua penerbangan masuk dari China, sejak 5 Februari 2020.

Periset properti tingkat dunia, Savills mengemukakan Bali mau tak mau harus mampu menjaring turis asal negara lain, untuk bisa mencapai target jumlah kunjungan turis asing. Tercatat pada 2019, ada sebanyak 6,3 juta turis asing ke Pulau Dewata.

BACA JUGA: Ternyata The Simpsons Sudah Prediksi Tom Hanks Terinfeksi Corona

Di tengah kecamuk wabah virus corona (covid-19) yang ditemukan pertama kali di Wuhan, China, tak hanya Bali yang banyak kehilangan turis asing.

Dunia banyak berharap pemasukan devisa dari turis asal China. Ekonomi yang makin baik, mendorong masyarakat China gemar melakukan perjalalanan wisata ke luar negerinya.

BACA JUGA: Kemenhub Tetap Gelar Mudik Gratis di Tengah Wabah Virus Corona

“Namun, dengan upaya berkelanjutan dari pihak berwenang Bali untuk membuat kawasannya bebas dari covid-19, maka permintaan dari pasar lain diperkirakan akan tetap stabil,” tulis Savills, Kamis (12/3/2020).

Langkah selanjutnya, agar Bali melakukan diversifikasi negara asal turis yang melancong ke pulau tersebut.

“Bali pada akhirnya akan menikmati keuntungan yang lebih tinggi begitu pariwisata melambung,” tulis Savills.

Savills mengungkapkan data Badan Pariwisata Bali bahwa telah terjadi penurunan signifikan kedatangan wisatawan China, sehingga potensi hilangnya devisa sekitar USD 73 juta atau Rp 1 triliun pada Maret 2020.

Bali pada awalnya, didominasi turis asal Australia. Namun, sejak 2017 posisinya digantikan turis asal Cina yang mencapai 20 persen dari total wisatawan asing yang datang ke Bali. Kedatangan turis China ke Bali memuncak pada 2018.

Bali Hotel Association melaporkan rata-rata lama menginap para wisatawan China 4 hari-5 hari. Sementara itu, wisatawan Australia, Amerika dan Eropa, rata-rata menginap selama 2-4 minggu.

Oleh karena itu dalam hal perolehan devisa, wisatawan dari Australia, Amerika dan Eropa memberikan kontribusi lebih pada ekonomi pariwisata Bali daripada China. 

“Pengamatan ini menunjukkan bahwa Bali dapat mengubah krisis ini menjadi peluang, dengan menargetkan pasar sumber lain sambil lebih fokus pada kekuatan belanja daripada volume pengunjung,” tulis Savills. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co