Seandainya Lockdown Dilakukan, Begini Gambaran Dampaknya?

18 Maret 2020 18:47

GenPI.co - Pemprov DKI Jakarta melakukan sejumlah langkah unuk mengurangi atau mencegah penyebaran virus corona, atara lain dengan menutup sekolah selama dua pekan dan mengurangi layanan transportasi umum.

Warga diimbau untuk tetap berada di rumah, dan hanya beraktivitas jika sangat diperlukan.

Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah Tanah Air ke depannya juga akan melakukan hal sama seperti sejumlah negara lain, yang melakukan lockdown?

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan keputusan lockdown Jakarta terkait pencegahan penularan virus corona ada di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

BACA JUGA: Social Distancing Menggema, Nih Ide Kocak Jaga Jarak Cegah Corona

Menurut Toto, hal ini disebabkan karena berkaitan langsung dengan urusan moneter dan fiskal negara.

Sebenarnya apa yang kemungkinan terdampak jka lockdown dilakukan?

Bhima Yudhistira Adhinegara, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memberikan gambaran jika lockdown dilakukan di Jakarta.

BACA JUGA: Cegah Corona: Dunia Ramai Terapkan Social Distance, Apa Itu?

“Ini asumsinya lockdown di Jakarta ya,” kata Bhima kepada GenPI.co, Selasa (17/3/2020).

Pertama, soal ketersediaan pangan dinilai tentunya tidak siap karena sebagian besar kebutuhan pokok disumbang dari daerah luar Jakarta.

“Arus distribusi barang akan terganggu jika lockdown dilakukan,” ujar Bhima.

Kelangkaan bahan pokok khususnya jelang Ramadhan akan menyeret kenaikan harga. Jika inflasi sampai tembus di atas 6 persen, akan merugikan daya beli masyarakat se Indonesia.

Kedua, panic buying belum bisa diantisipasi. Ketika lockdown diumumkan, masyarakat yang panik akan menyerbu pusat perbelanjaan.

Bukan hanya makanan minuman, tapi juga obat-obatan bisa ludes.

“Yang saya khawatirkan masyarakat menengah bawah, kemampuan untuk menimbun bahan pangan tidak sekuat kelas atas. Angka kemiskinan bisa naik,” papar Bhima.

Ketiga, peredaran uang sebagian besar di Jakarta. Kalau lockdown, aktivitas semua perusahaan yang kantor pusatnya di Jakarta akan terganggu.

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga kena imbas paling parah, demikian juga driver ojek online (ojol) tidak bisa bekerja.

Ia mengatakan bukan tidak mungkin akan menyebabkan gelombang PHK naik, pertumbuhan ekonomi bisa anjlok signifikan. Krisis makin cepat.

“Jadi lockdown ini harus dihindari. Karena pemerintah harus siapkan stok bahan makanan yang cukup, stok likuiditas bank yang kuat karena kalau sampai rush yang repot bank, tindak pelaku penimbunan secara tegas, optimalkan skema work from home,” kata Bhima. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co