GenPI.co - Hari Film Nasional diperingati setiap tanggal 30 Maret, untuk tahun ini bertepatan pada Senin.
Peringatan Hari Film Nasional (HFN) untuk memberikan apresiasi bagi insan perfilman.
Saat ini, film Indonesia sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Terbukti dengan tingginya animo masyarakat untuk menyaksikannya, bahkan seperti film Dilan ditonton lebih 6 juta orang.
Sukses yang diraih film Indonesia saat ini, tentunya tak bisa dilepaskan dengan terobosan sejumlah film di awal layar lebar menjadi salah satu pilihan suguhan hiburan di Indonesia.
Berikut tiga film yang menjadi pionir atau pelopor di perfilman Indonesia, dilansir dari sejumlah sumber:
Film bisu pertama
Loetoeng Kasaroeng yang ditayang di bioskop pada 31 Desember 1926, merupakan film bisu pertama yang diputar di Indonesia.
Di bawah arahan sutradara asal Belanda,G. Kruger dan L. Heuveldorp.
Adapun film ini didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung.
Film bicara pertama
Bisa dikatakan sebagai film bicara pertama yang diputar di bioskop Tanah Air pada 1931.
Layar lebar ini disutradarai Wong Bersaudara. Mereka menggarap Indonesia Malaise yang bergenre komedi.
Dikisahkan, seorang wanita yang kehidupannya dirundung masalah.
Film laris pertama
Pertama kalinya ada film yang banyak ditonton di Tanah Air atau film laris (box office) adalah Terang Boelan, yang tayang pada 1934.
Layar lebar ini dibuat di Hindia Belanda dan Singapura, yang terinspirasi dari film Hollywood yang berjudul The Jungle Princess.
Soundtrack atau OST dari film ini menggunakan musik keroncong, dan dibuat untuk menyasar penonton pribumi.
Terang Boelan selain di Indonesia, juga meraih sukses komersial di Hindia Belanda dan wilayah lainnya. Ketika itu mampu mendapatkan omzet USD 200.000.
Kesuksesan ini menghidupkan kembali industri film dalam negeri. Film ini juga menginspirasi insan perfilman, jika rumus suksesnya adalah kehadiran lagu, adegan indah, dan cinta. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News