Kenali Sejarah di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon

10 April 2018 21:29

Hai sobat genPI, pada suka ke museum kan? Mengunjungi museum itu penting loh guys. Dengan melihat barang peninggalan masa lalu, kita bisa mengakrabi sejarah. Karena seorang tokoh besar, Bapak Bangsa kita, Sang Proklamator sekaligus Presiden Pertama RI, Bung Karno, pernah berkata, JAS MERAH! Jangan Melupakan Sejarah.

Menpar Arief Yahya juga nggak menampik pentingnya museum dalam pariwisata. "Sejarah itu tidak pernah membosankan untuk dipelajari. Wisatawan asing sangat suka itu. Lewat museum mereka akan lebih mengenal kekayaan serta kemasyuran bangsa kita," kata Menteri lulusan University of Surrey itu.

Nah kalau akhir pekan ini kamu ada rencana mengunjungi museum, coba deh datangi Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon. Kamu melihat 2 ribu item benda pusaka yang jadi koleksi museum ini. Wah banyak banget ya, guys. Di dalam museum ini kamu akan dibawa mengenal sejarah lampau Cirebon dan juga sejarah nusantara.

Sultan Kasepuhan Cirebon, Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat mengatakan, benda-benda yang berada di dalam museum adalah peninggalan dari jaman Padjajaran. Ada juga peninggalan jaman Fatahilah saat menggempur Portugis di Sunda Kelapa. Belum lagi era Sunan Gunung Jati, Panembahan Ratu, hingga era kesultanan mulai dari Sultan Sepuh I hingga Sultan Sepuh XIV.

Selain itu, di Museum tersebut tidak hanya memajang benda pusaka yang sebelumnya terpajang di area keraton. Namun, sejumlah benda pusaka lama dari kamar pusaka yang tidak pernah diperlihatkan sebelumnya kini terpajang rapih di dalam museum.

“Ada baju putri Ong Tin Nio, baju Sunan Gunung Jati, senjata Sunan Gunung Jati. Ada pula piring-piring zaman Wali Songo, yang biasa kita keluarkan waktu panjang jimat,” tuturnya.

Pada bagian tengah museum terdapat Kereta Singabarong yang merupakan ikon dan daya tarik wisatawan. Di sisi kiri dan kanan kereta terdapat aneka furnitur serta alat musik peninggalan leluhur yang berusia ratusan tahun.

Dari sekian banyak koleksi di bagian tengah ini ada satu yang paling mencolok. Yakni sebongkah batu cukup besar yang berada di sisi pojok kiri. Batu tersebut bernama Batu Gilang yang konon peninggalan era Sunan Gunung Jati berfungsi sebagai penunjuk arah kiblat.

Sebelum masuk ke bagian belakang Museum Pusaka Keraton Kasepuhan, kamu akan langsung melihat lukisan Sri Baduga Maharaja Siliwangi yang merupakan salah satu Raja Kerajaan Padjajaran. Lukisan tersebut sejak dulu hingga sekarang banyak membuat orang penasaran karena seolah mata sang raja terus mengikuti gerakan orang yang melihatnya.

Museum ini, lanjut Sultan, termasuk yang termodern di Indonesia. Difasilitasi dengan kamera CCTV, 6 pendingan ruangan, audio visual, 55 lemari lengkap dengan pencahayaan, ruang cendera mata, hingga cafetaria.

Pihaknya akan terus melakukan upaya-upaya pelengkapan fasilitas. “Ini semua demi meningkatkan kunjungan wisatawan,” ucapnya.

Saat ini, jelas Sultan, rata-rata wisatawan yang berkunjung ke Keraton Kasepuhan setiap bulannya mencapai 20 ribu pengunjung di luar long weekend dan tidak termasuk acara Muludan.

Pihaknya memiliki target pengunjung Keraton Kasepuhan dengan adanya Meseum Pusaka Keraton ini bisa mencapai 30 ribu pengunjung per bulannya. Untuk masuk museum ini, pengunjung membayar Rp25 ribu. “Biaya tersebut untuk pemeliharaan,” katanya.

Sultan berharap, dengan adanya museum pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon masyarakat dapat meneladani sejarah. “Museum ini dipersembahkan untuk bangsa dan negara. Kita ada karena leluhur kita ada. Rawatlah peninggalan pusakanya, tauladani gemilang sejarahnya,” harapnya.

Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara mengatakan Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan representasi dari kemasyuran masa lampau nusantara, khususnya Kesultanan Cirebon. Menurut Ukus banyak hal yang dapat dipetik dari beragam peninggalan yang terdapat di museum tersebut.

"Salah satunya adalah Ani-ani atau alat pemotong padi dipamerkan di museum itu. Berusia ratusan tahun alat ini merupakan salah satu bukti majunya teknologi pertanian kita pada jaman dahulu," ujar Ukus.

Selain itu menandakan bahwa negara kita subur dan makmur. Bangsa Indonesia dari jaman dahulu adalah bangsa pekerja keras dan mandiri untuk memenuhi kehidupannya

"Mandiri dan kedaulatan pangan suatu bangsa itu penting. Itu sudah dibuktikan leluhur kita pada jaman dahulu. Jadilah bangsa yang mandiri dan pantang menyerah, seperti dicerminkan leluhur kita di dalam peninggalan-peninggalan sejarah yang tersebar di nusantara," ucap Ukus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co