GenPI.co - Setiap tanggal 2 April diperingati sebagai Hari Peduli Autisme Sedunia atau World Autism Awareness Day (WAAD), yang ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 18 Desember 2007.
Melalui Hari Peduli Autisme, agar soal autisme mendapatkan perhatian dunia sebagai masalah kesehatan.
PBB mengimbau agar semua negara anggota untuk mengambil langkah untuk meningkatkan kesadaran terhadap autisme di kalangan masyarakat.
Adanya Hari Peduli Autisme juga bertujuan mengedukasi masyarakat agar lebih memahami tentang autisme.
BACA JUGA: Joshua, Bocah Autis 6 Tahun yang Sekolah di Oxford
Dilansir dari sejumlah sumber, dikemukakan penetapan tersebut berdasarkan usulan perwakilan negara Qatar, kemudian didukung oleh negara-negara anggota PBB.
Pasalnya, orang penyandang autisme banyak yang mengalami hinaan dan bahkan dikucilkan.
Autisme bukan penyakit yang menular. Autisme adalah kondisi seorang anak yang mengalami keterlambatan pada perkembangannya.
Oleh karena itu, autisme bukan penyakit dan penanganannya bukanlah obat, melainkan terapi yang dilakukan dalam jangka panjang.
Umumnya, penyandang autisme kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang disekitar. Mereka lebih suka menyendiri dan sering mengulang gerakan atau ucapan.
BACA JUGA: Benarkah Pelihara Kucing untuk Terapi Autisme?
Dikutip dari laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dikemukakan autisme dapat terjadi pada pada siapa saja, tidak ada perbedaan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan etnis.
Penyandang autisme laki – laki lebih banyak dibandingkan perempuan (1 berbanding 5).
Berikut sejumlah gejala autisme pada anak, dilansir dari laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak:
Hindari kontak mata dan fisik
Anak yang belum mencapai usia 3 tahun secara aktif menghindari kontak mata, bahkan oleh bundanya sekalipun.
Ia juga menghindari kontak fisik, misalnya dengan membengkokkan punggungnya sehingga menjauhi siapa saja. Atau tidak bereaksi saat digendong.
Gangguan komunikasi
Ditandai dengan anak yang terlambat bicara, dan banyak meniru.
Tak suka interaksi
Hal ini ditandai, misal tidak menengok jika dipanggil, menjauh jika diajak main, dan justru asyik main sendiri
Gangguan emosi
Biasanya anak autis kurang rasa empati. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News