Menilik Ruang Difabel dengan akses Buku Braille di Perpusnas

10 April 2020 18:51

GenPI.co - Sebagai simbol peradaban baru, keberadaan Perpustakaan Nasional RI (perpusnas) rupanya memberikan akses ruang baca yang nyaman, friendly dan lengkap untuk semua kalangan. Tak terkecuali untuk rekan-rekan penyandang disabilitas. 

Tepat di lantai 7, perpustakaan yang berdiri sejak September 2007 ini memiliki ruangan khusus difabel dan lansia.  

“Untuk kaum tuna netra disediakan koleksi buku-buku dengan huruf braille. Untuk yang lansia, ada mesin khusus yang bisa digunakan untuk memperbesar huruf di buku,” ujar Yeri Nurita, Kepala Layanan Buku Langka saat berbincang dengan GenPI.co beberapa waktu lalu.

Perpustakaan Nasional yang didominasi dengan warna putih itu juga terdapat kursi roda, alat pembaca audio book, dan komputer. Semua itu dikhususkan untuk orang-orang gangguan penglihatan akut.

Layanan Lansia dan Disabilitas memiliki 3.276 judul buku edisi Braille dan 462 audio book atau buku yang disuarakan, yang meliputi biografi, fiksi, non-fiksi, buku agama, dan buku pengetahuan.

Koleksi novel fiksi edisi Braille milik Perpustakaan Nasional (Perpusnas) cukup lengkap, mencakup beberapa novel yang sudah diangkat ke layar lebar seperti Dilan karya Pidi Baiq dan Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.

Yeri mengatakan, umumnya penyandang disabilitas lebih memilih menggunakan audio book. Namun tidak sedikit pula yang menikmati buku-buku berhuruf Braille. 

“Umumnya mereka datang bersama komunitas menggunakan kendaraan khusus seperti TransJakarta Cares untuk menikmati koleksi bacaan perpustakaan,” imbuh Yeri.

BACA JUGA : Kedai Kopi Ini Punya Barista Penyandang Disabilitas

"Sempat waktu itu mereka ke sini datang, senang sekali membaca lewat audio book sampai berganti buku beberapa kali. Bahkan ada yang bertahan di sini sampai sore," ujar Arum.

Dilansir dari Antara, aktivis Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Furqon Hidayat, mengatakan walaupun kehadiran teknologi sudah sangat membantu, tetapi akses literasi masih menjadi salah satu tantangan besar bagi penyandang disabilitas. Khususnya tuna netra yang ingin menempuh pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

BACA JUGA : 3 Cara Bantu Kembalikan Rasa Percaya Diri Penyandang Disabilitas

"Bahan bacaan bisa didapat cuma-cuma secara daring, kadang formatnya tidak memungkinkan untuk dibaca menggunakan aplikasi pembaca semacam Screen Reader," ucap Furqon.

Meski begitu, Furqon menegaskan, tantangan dan kendala itu tidak menyurutkan para penyandang tuna netra yang ingin menambah pengetahuan untuk mendapatkan bacaan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co