TANJUNG SELOR – Pengembangan pariwisata berbasis digital terus menular di berbagai daerah. Terbaru, Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menyiapkan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pariwisata (Simpar).
Aplikasi ini berbasis teknologi informasi (TI). Tujuannya untuk menunjang pengenalan objek-objek wisata yang ada di Bumi Benuanta ini. Masing-masing destinasi wisata di kabupaten kota di Kaltara akan terpampang di aplikasi ini.
“Simpar yang dikembangkan Pemerintah Kaltara, akan menunjang pengembangan dan pembangunan potensi kepariwisataan di Kaltara. Insya Allah, aplikasi ini akan kami launching dalam waktu dekat ini,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kaltara, Haerani, Selasa (15/1).
Haerani menjelaskan, Simpar merupakan sistem aplikasi berbasis Android yang mudah untuk dimengerti penggunaannya. Aplikasi ini bisa diunduh gratis di Playstore. Melalui Simpar, siapapun dengan mudah bisa mengakses segala informasi terkait dengan objek-objek wisata yang ada di Kaltara.
“Penggunaannya cukup mudah dan sederhana, namun informasinya lengkap. Menunya juga cukup beragam,” ungkap Haerani.
Dijelaskannya, aplikasi ini merupakan inovasi di bidang kepariwisataan yang sejalan dengan upaya Pemprov Kaltara untuk beradaptasi dengan perubahan dunia saat ini.
“Diharapkan dengan adanya Simpar ini, masyarakat, khususnya wisatawan baik domestik maupun manca negara akan memperoleh informasi dengan mudah terkait destinasi wisata di Kaltara,” kata Haerani.
Menu yang ada di Simpar antara lain, fitur objek wisata, wisata kuliner, wisata belanja, akomodasi, transportasi, dan calender of events. Para pelaku usaha di bidang pariwisata bisa turut memasukan data dalam aplikasi ini.
"Kita akan mengumpulkan pelaku usaha pariwisata guna mensosialisasikan aplikasi ini. Sekaligus menginput data yang dibutuhkan untuk optimalisasi penggunaannya nanti,” jelas Haerani.
Lewat Simpar, diharapkan pula akan tersedia informasi yang up to date mengenai perkembangan dunia pariwisata di Kaltara. Dari itu, kerja sama para pelaku usaha pariwisata sangat dibutuhkan. Baik usaha perhotelan, rumah makan, travel agent dan lainnya.
“Kedepan, Simpar akan dikembangkan lebih jauh lagi. Sehingga dapat digunakan oleh para pengguna smartphone yang berbasis iOS,” pungkas Haerani.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya berharap, semua daerah bisa mengikuti tren pariwisata dunia. Menurutnya, tren wisatawan mancanegara adalah digital.
"Mereka mencari atraksi, mengatur jadwal, dan memesan tiket melalui digital. Kenapa? Karena ini adalah eranya digital. Indonesia, harus mengikuti perkembangan itu,” ujar Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief menambahkan, pelaku bisnis di sektor pariwisata juga perlu mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital. Pasalnya, sekitar 74 persen wisatawan mancanegara yang masuk adalah pengguna ponsel pintar sekaligus pengakses internet aktif.
“Sebesar 50 persen wisatawan itu milenial dengan selera dan kebiasan berwisata yang berbeda. Dan rata-rata mereka menggunakan teknologi digital,” pungkas Menpar Arief Yahya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News