Dunia Tersenyum, Terapi Plasma Ampuh Singkirkan Virus Corona

28 Juni 2020 06:36

GenPI.co - Seiring dengan belum ditemukannya vaksin covid-19, sejumlah pihak terus mencari cara menemukan berbagai pengobatan alternatif. Paling menarik, kini sejumlah negara sedang mengembangkan terapi plasma convalescent.

BACA JUGA: Takdir Kaya Raya, 4 Zodiak Selalu Beruntung Banjir Rezeki

Mengenai terapi ini, Direktur Lembaga Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio menjelaskan penggunaan plasma pasien yang sudah sembuh. 
Langkah awalnya tubuh manusia akan terbentuk antibodi ketika terinfeksi jamur, bakteri, atau virus. Terapi plasma merupakan pendekatan dengan mekanisme itu.

"Nah, antibodi itu ketika pasiennya sudah sembuh berarti pasiennya sudah bisa mengatasi infeksinya itu bisa dipakai untuk membantu orang lain yang masih sedang sakit. Jadi prinsipnya seperti zona," ungkap Amin dalam Webinar BNPB belum lama ini.

Menurut Amin, pengambilan plasma dilakukan pada pendonor yang sehat dan berjenis kelamin laki-laki meskipun perempuan berpeluang. 

BACA JUGA: Tak Percaya, 3 Zodiak Ini Takdirnya Menjadi Bos

Pemilihan jenis kelamin laki-laki karena tidak memiliki antigen HLA. Plasma itu selanjutnya diberikan kepada pasien yang masih dirawat atau yang dalam keadaan sakit berat. 

"Karena plasma ini bisa mengeliminasi atau mengimobilisasi virusnya, maka diharapkan lingkaran infeksi itu akan terputuskan sehingga pasien bisa terhindar dari serangan virus itu," lanjutnya.

Lebih lanjut ia mengatakan jika perempuan boleh saja asal tidak boleh sedang hamil dan dalam keadaan sehat. 

"Misalnya dia tidak boleh mengandung malaria, virus HIV, hepatitis dan sebagainya. Itu harus negative," imbuhnya.

BACA JUGA: Akhir Juni, 4 Zodiak Banjir Rezeki dan Beruntung Dalam Cinta

Menurutnya, terapi yang berlangsung baik memerhatikan tiga komponen, yaitu pendonor yang sehat, produk yang baik, dan penerima plasma. 
Terkait dengan produk, Amin menjelaskan bahwa produk tersebut memiliki antibodi dalam kadar yang cukup. 

Amin menekankan bahwa pendekatan plasma ini adalah terapi dan bukan pencegahan. "Jadi dia tidak menggantikan vaksin," pungkasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co