New Normal Bukan Berarti Kondisi Sudah Bebas Seperti Sedia Kala

03 Juli 2020 09:10

GenPI.co - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto meminta masyarakat tidak salah dalam memahami konsep tatanan normal baru atau new normal.

Yuri mengatakan, new normal tidak bisa dimaknai kondisi sudah kembali normal dalam menjalani kehidupan bermasyarakat di tengah pandemi virus corona ini.

BACA JUGA: Halau Virus Corona, Indonesia Produksi Ventilator Canggih

“Dalam istilah yang sering digunakan atau didengar sebagai new normal bukan dimaknai bahwa kita sudah normal kembali," ujar Yuri, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (2/7/2020).

Yuri menjelaskan, arti new normal yang sebenarnya adalah mengubah kebiasaan-kebiasaan yang dahulu kita anggap normal karena saat itu ancaman virus corona belum ada.

Masyarakat juga diwajibkan melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat untuk memutus rantai penularan virus corona.

“Karena dengan kita bisa mengimplementasikan secara disiplin protokol kesehatan ini, maka kita akan jadi aman. Kita akan terlindung dari kemungkinan tertular, dan kita bisa produktif kembali, bisa melaksanakan aktivitas produktif,” jelasnya. 

Dirjen P2P Kemenkes itu juga mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga jarak sosial, memakai masker, dan mencuci tangan. 

Hal tersebut jadi penting untuk melindungi diri dari kemungkinan terpapar secara langsung dari droplet, dari percikan ludah orang yang positif.

BACA JUGA: Agar Terhindar Paparan Virus pada Tas, Nih Cara Membersihkannya

"Kita tidak pernah tahu saat ada di tempat publik, luar rumah, kita tidak tahu kita ketemu orang yang bawa virus ini atau tidak. Oleh karena itu menggunakan masker jadi sesuatu yang penting,” pungkasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah Reporter: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co