Pentingnya Literasi Gizi untuk Mencegah Stunting di Indonesia

28 Juli 2020 20:52

GenPI.co - Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi stunting Jawa Timur saat ini tidak terpaut jauh dari angka nasional, yaitu mencapai 26,91% dengan resiko stunting tertinggi pada kabupaten Probolinggo, Trenggalek, Jember, Bondowoso dan Pacitan. 

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Emil Elestianto Dardak saat menjadi keynote dalam webinar yang diselenggarakan YAICI bersama PP Aisyiyah, Selasa (28/7).

“Ini PR bersama mengingat di dalam roadmap penurunan stunting, pada 2024 harapannya bisa dibawah 25%. Karena itu, langkah awal dengan memastikan ibu dan bayi mendapat gizi yang baik,” ujar Emil Dardak.

Dikatakan Emil, permasalahan gizi memang erat kaitannya dengan ekonomi masyarakat. Namun stunting tidak melulu terjadi karena kemiskinan, melainkan karena ketudakdisiplinan masyarakat. 

“Stunting tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat ekonomi rendah, karena penerapan disiplin gizi bukan hanya berkaitan dengan kemampuan membeli makanan, tapi juga pilihan pangannya,” jelas Emil.

BACA JUGA: Awas! Akses Air Minum Kurang Bisa Sebabkan Anak Stunting

Lebih lanjut, Emil mengungkapkan sebuah program yang pernah dilakukan di Pandeglang pada 2019 dimana ditemukan bahwa stunting terjadi karena kesalah pahaman masyarakat yang beranggapan kental manis adalah susu dan diberikan kepada anak. 

“Lalu dilakukan upaya terpadu, kental manis di ganti susu dan ada perbaikan. Ini kemudian dikoordinasikan dengan dinas kesehatan propinsi untuk dilakukan upaya yang sama di Jatim,” ungkap Emil.

BACA JUGA: Waspada! Prevalensi Stunting Kembali Naik Akibat Pandemi Corona

Dalam kesempatan tersebut, Emil Dardak juga menyampaikan apresiasi terhadap YAICI dan PP Aisyiyah atas konsistensinya menggalakkan edukasi dan literasi gizi untuk masyarakat. 

Namun, ia berharap target dari literasi gizi tidak hanya menyasar ibu dan anak, namun lingkungan sekitar yang memengaruhi ibu.

“Ibu-ibu muda saat ini yang rata-rata kelahiran 1990 - 2000, adalah generasi millenial yang pastinya melek teknologi dan informasi. Tapi terkadang, pengambilan keputusan juga dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya, orang tua, mertua/ nenek. Karena itu, edukasi mengenai gizi dan kental manis juga harus diberikan kepada generasi yang lebih tua ini,” imbuh Emil.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co